Senin 02 May 2016 11:32 WIB

Sikap Tertutup Pemerintah Soal Sandera Abu Sayyaf Bisa Dimaklumi

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Esthi Maharani
Sepuluh orang Warga Negara Indonesia (WNI) yang telah dibebaskan kelompok teroris Abu Sayyaf tiba di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Ahad (1/5) malam.
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Sepuluh orang Warga Negara Indonesia (WNI) yang telah dibebaskan kelompok teroris Abu Sayyaf tiba di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Ahad (1/5) malam.

REPUBLIKA.CO.ID,‎ JAKARTA -- Pengamat terorisme Harits Abu Ulya telah menduga akan ada langkah cukup efektif dari operasi intelijen Indonesia untuk membebaskan warga negara Indonesia (WNI) yang disandera kelompok Abu Sayyaf. Dugaan tersebut muncul pada Jumat pekan lalu ketika Wakil Presiden Jusuf Kalla menyampaikan ke publik untuk menunggu satu dua hari ke depan untuk pembebasan sandera.

Direktur The Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA) ini mengatakan, banyak peluang yang bisa dimanfaatkan untuk meluluhkan sikap kelompok Abu Sayyaf. "Jadi pembebasan 10 WNI tergolong relatif cepat meski pemerintah menutup informasi soal apakah hasil diplomasi atau karena ditebus," kata Harits, di Jakarta, Senin (2/5).

(Baca juga: Ikut Bebaskan Sandera, Hendropriyono: Surya Paloh Patriotik)

Menurut dia, sikap tertutup pemerintah terkait informasi tersebut  sangat bisa dimengerti. "Mungkin ini soal reputasi dan kredibilitas Pemerintah Indonesia. Di samping ini persoalan krusial, pemerintah ingin menjaga hubungan baik dengan Filipina," ujarnya.

Publik berharap empat orang WNI lainnya juga bisa segera dibebaskan dengan meniru langkah pembebasan tahap awal 14 WNI. Peran besar operasi intelijen dari Badan Intelijen Strategis (Bais) TNI bersama unsur terkait punya peran kunci dalam kasus penyanderaan kali ini.

Harits menyebut, kalau melihat pola operasi senyap dengan kemampuan membangun koneksi dengan kelompok Abu Sayyaf, masyarakat patut optimistis. Di sisi lain, militer Filipina makin masif memburu kelompok Abu Sayyaf.

"Kita lihat saja beberapa hari mendatang, meski tidak menutup kemungkinan akan lebih sulit atau perkara unpredictible karena bisa jadi kelompok Abu Sayyaf benar-benar butuh tebusan dan berkukuh harus dapatkan tebusan baru melepas sandera," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement