REPUBLIKA.CO.ID, INDIANA -- Kandidat terdepan dari Partai Republik untuk pemilihan umum Presiden 2016, Donald Trump kembali mengeluarkan komentar kontroversial.
Kali ini berhubungan dengan Cina dan disambut tepuk tangan riuh dari 13 ribu orang pendukungnya dalam kampanye.
Pada Ahad (1/5), Trump menyebut Cina 'memperkosa' AS. Ia mengkritik kebijakan perdagangan negara panda itu. Dalam kampanye di Fort Wayne, Indiana, miliarder itu mengatakan Cina bertanggung jawab atas pencurian terbesar dalam sejarah dunia.
Trump menuduh Cina memanipulasi mata uang untuk membuat tingkat ekspornya lebih kompetitif secara global. Hal ini dinilai sangat merusak bisnis dan pekerja AS.
"Kita tidak bisa membiarkan Cina memperkosa negara kita," kata Trump pada para pendukungnya dilansir laman BBC Senin (2/5).
Dalam janji kampanyenya, Trump berjanji untuk memutus sejumlah kesepakatan dengan Cina yang akan membantu bisnis dan pekerja AS bersaing. Ia juga membuat empat target, termasuk segera mendeklarasikan Cina sebagai manipulator mata uang.
"(Juga) mengakhiri subsidi ekspor ilegal Cina dan tenaga keja juga standar lingkungan mereka yang lemah," katanya. Trump menambahkan ia tidak marah pada Cina, namun ia menyalahkan para pemimpin AS yang disebutnya tidak kompeten menjalin hubungan dengan negara satu itu.
Pernyataan-pernyataan Trump ini mengejutkan banyak orang. Ini adalah pertama kalinya Trump menggunakan kata 'perkosa' dalam konteks perdagangan dan Cina. Namun bukan Trump namanya jika tidak berpidato dengan berkobar-kobar, apa pun yang diucapkannya meski dinilai negatif.
Ia sering mendapat masalah karena hal ini. Pada Jumat lalu, ia dihadang oleh ratusan pengunjuk rasa di California sebelum menyampaikan pidato menuju konvensi Republik. Trump terpaksa masuk gedung dari pintu belakang.
Para pengunjuk rasa marah atas pandangan Trump soal imigrasi. Yakni soal pembangunan dinding perbatasan AS dengan Meksiko. Trump juga menyebut orang meksiko pemerkosa dan kriminal yang bertanggung jawab membawa obat-obatan ilegal ke AS.
Protes anti-Trump juga mewarnai demonstrasi May Day di California. Trump terpaksa membatalkan beberapa kampanye di Chicago dan St Louis setelah ratusan orang mengancam akan mengacaukan acara.
Meski demikian, Trump tetap optimis dengan pencalonannya. Demi menjegal langkah Trump, rival di Republik, Ted Cruz dan John Kasich bekerja sama untuk merebut suara para delegasi. Senator Texas dan Gubernur Ohio ini berusaha memenangkan delegasi di beberapa negara bagian lagi, termasuk Indiana.
Cruz adalah kompetitor utama Trump di primary Indiana. Dalam kampanyenya, ia juga mendesak penduduk Indiana untuk memilihnya. Menurutnya, ia akan mudah mengamankan nominasi Republik jika memenangkan kontes pada Selasa itu.
Trump menyeru seluruh anggota partainya bersatu dan menobatkannya jadi pemenang. Ia berjanji untuk membawa persatuan pada partai dan mengumpulkan banyak uang untuk Republik.
Dari jajak opini terbaru dari NBC/Wall Street Journal/Marist, Trump tampak memimpin dengan 49 persen suara. Sementara Cruz memperoleh 34 persen dan Kasich dengan 13 persen. Dalam wawancara dengan Fox News Sunday, Trump percaya diri dengan kemenangannya. "Iya, ini sudah berakhir," kata dia jumawa.
Konvensi Nasional Republik akan digelar di Cleveland pada 18-21 Juli. Hingga saat ini, Trump sudah mengamankan 996 delegasi. Indiana memiliki 57 delegasi sehingga ini akan jadi kesempatan besar untuk menjegal Trump untuk mencapai target nominasi Republik, 1.237 delegasi.