REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Industri pendukung transportasi udara nasional membuktikan diri mampu menghasilkan desain dan produksi yang menembus pasar ekspor. Menteri Perindustrian Saleh Husin melepas ekspor jembatan berdinding yang menghubungkan ruang tunggu ke pintu pesawat terbang produksi PT Bukaka Teknik Utama Tbk ke Jepang.
Melalui pabrik di Cileungsi Bogor, PT Bukaka Teknik Utama Tbk (BUKK) telah mengekspor garbarata ke 13 negara. Di dunia penerbangan, garbarata lazim disebut sebagai passenger boarding bridge (PBB).
“Saya mengapresiasi Bukaka Teknik Utama yang terus mencetak pencapaian membanggakan bagi Indonesia melalui produk garbarata yang diakui secara internasional,” kata Menteri Perindustrian Saleh Husin pada pelepasan ekspor garbarata PT Bukaka Teknik Utama Tbk ke Jepang, di Cileungsi, Bogor, Senin (2/5).
Menperin menegaskan, dia konsisten memberikan dorongan kepada industri nasional agar terus meningkatkan perluasan dan penguasaan pasar, baik di dalam maupun luar negeri. Dia berjanji akan terus mengawal penggunaan dan pembelanjaan anggaran untuk menyerap barang-barang yang telah bisa diproduksi di dalam negeri.
Menurut dia, Garbarata buatan Indonesia sudah menjadi salah satu duta produk nasional yang berkelas dunia. Di atas pintu di ujungnya dan menempel dekat pintu pesawat, para penumpang internasional bisa membaca jelas di situ, "made in Indonesia". Setelah diekspor ke 13 negara, dia berharap dan mendukung garbarata Bukaka mampu menembus bandara Eropa.
Sejak tahun 1989, Bukaka Teknik Utama telah memproduksi garbarata dengan menggunakan komponen-komponen berkualitas yang diproduksi oleh para tenaga terampil dalam negeri. Jembatan penumpang itu pun mampu memenuhi standar industri aviasi yang ditetapkan oleh konsultan internasional dan para otoritas bandara hingga diekspor pertama kali ke Jepang pada 1991 dan berlanjut ke negara lain.