REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Iran dan Korea Selatan (Korsel) memutuskan meningkatkan kerja sama perdagangan mereka hingga tiga kali lipat atau sekitar 18 miliar dolar Amerika Serikat. Hal ini diumumkan pada Senin (2/5), setelah pertemuan Presiden Hassan Rouhani dan Park Geun-Hye.
Dilansir Middle East Online, menurut Rouhani kedua belah pihak memutuskan meningkatkan kerja sama perdagangan mereka. Dari sekitar enam miliar dolar menjadi 18 miliar.
"Kami juga membicarakan tentang pariwisata, penerbangan langsung Seoul dan Teheran, dan investasi Korea di infrastruktur pariwisata Iran, termasuk pembangunan hotel," kata Rouhani dalam konferensi pers bersama di televisi.
Park merupakan presiden pertama Korsel yang mengunjungi Irak sejak kedua negara menjalin hubungan diplomatik pada 1962. Seoul kini sedang berupaya mencari pasar baru di tengah menurunnya pendapatan ekspor.
Park, yang didampingi oleh beberapa menteri dan 230 delegasi bisnis juga akan diterima oleh pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei. Kedua negara telah berjanji untuk mengembangkan hubungan mereka di sektor energi.
"Kami akan memperluas hubungan dalam proyek-proyek energi dan infrastruktur, dan dalam minyak, gas, kereta api dan pelabuhan," kata Park.
Sementara menurut Menteri Perminyakan Iran Bijan Zanganeh, Teheran berharap bulan ini untuk meningkatkan ekspor minyaknya ke Seoul hingga 400.000 barel per hari dari 100 ribu barel per hari saat ini.
Kedua pemerintah menandatangani 19 dokumen kerjasama di hadapan presiden. Sementara memorandums of understanding lebih lanjut akan ditandatangani oleh sektor swasta. Iran dan Korsel juga sempat membahas situasi di Semenanjung Korea.