REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Anggota Partai Alternative for Germany (AfD) menuding Islam tidak kompatibel dengan konstitusi. Mereka turut mendukung pelarangan menara masjid dan burqa.
Dalam perdebatan hari kedua kongres partai, tidak kurang 2.000 orang bersorak saat podium menyatakan penolakan atasw simbol Islam. Bahkan, mereka berani melontarkan ejekan dan mengusulkan untuk diadakan sebuah dialog, dengan Muslim Jerman.
"Islam asing bagi kita, dan untuk alasan itu tidak bisa menggunakan prinsip kebebasan beragama yang sama seperti untuk Kristen," kata Hans-Thomas Tillschneier, seperti dilansir Al Jazeera, Senin (2/4).
Sejak tiga tahun lalu, AfD telah menyatakan sikap anti Islam atas kedatangan jutaan pengungsi di Eropa, yang sebagian besar umat Muslim. Partai ini memang tidak memiliki perwakilan parlemen federal di Berlin, tapi anggotanya bertebaran di 16 negara bagian di Jerman.
Jajak pendapat menjelang pemilihan federal 2017, telah memberikan dukungan sekitar 14 persen kepada AfD. Bahkan, ini terbilang tantangan serius untuk partai-partai konservatif lain, termasuk partai Kanselir Jerman saat ini Angela Merkel.
Jerman adalah rumah bagi hampir empat juta Muslim, yang berarti lima persen dari total penduduk Jerman. Bulan lalu, Germany Central Counil of Muslims mengaku khawatir, lantaran sikap AfD yang semakin mirip kekejaman Nazir milik Adolf Hitler.