REPUBLIKA.CO.ID, BERN -- Otoritas Swiss tengah mengawasi 400 aktivitas media sosial yang kemungkinan menunjukkan kegiatan terorisme. Menurut lembaga intelijen Swiss, NDB, aktivitas melalui media daring (online) tersebut dapat mengancam keamanan.
Swiss bukanlah negara target utama bagi para pelaku serangan teror. Sebab, negara ini tak bergabung melakukan kampanye militer melawan kelompok teror, seperti ISIS. Namun, berdasarkan laporan NDB, tingkat ancaman keamanan negara ini pun tercatat meningkat.
Dilansir dari Channel News Asia, laporan tersebut juga melampirkan sebuah foto paspor Swiss yang berada di samping sabuk peledak. Foto tersebut diunggah melalui media daring oleh seorang terduga pelaku teror asal Swiss yang juga pernah mengunjungi Timur Tengah.
Selain itu, video dari kelompok ISIS juga menunjukkan bendera Swiss di antara 60 negara yang dijadikan sebagai target serangan. "Serangan di Swiss kemungkinan besar dilakukan oleh seorang pelaku atau kelompok kecil yang melakukan serangan dengan tujuan sederhana dan persiapan yang kurang serta upaya logistik yang sedikit," kata laporan tersebut.
Otoritas setempat pun telah melacak para terduga pelaku terorisme yang telah mengunjungi negara seperti Suriah dan kembali ke Swiss. Negara tersebut diyakini telah menjadi tempat pelatihan serangan bagi para terduga terorisme.