REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kepolisian memeriksa sejumlah saksi terkait kematian mahasiswi UGM, Febry Kurnia (19 tahun). Korban ditemukan tewas di Lantai 5 Gedung Baru FMIPA UGM pada Senin (2/5) sore.
Kasat Reskrim Polres Sleman, AKP Sepuh Siregar menuturkan, beberapa saksi yang diperiksa Selasa (3/5) mulai dari orang pertama yang menemukan jenazah korban sampai teman-teman yang terakhir melihat korban. "Kami sudah undang para saksi. Hari ini kami akan menggali informasi sebanyak-banyaknya," kata Sepuh, di Yogya Selasa (3/5).
Sejauh ini polisi pun telah mengumpulkan barang bukti, di antaranya barang bukti yang ditemukan di tempat penemuan jenazah. Barang bukti itu antara lain berupa tas berisi buku pelajaran dan kartu identitas korban. Menurut Sepuh, ada beberapa barang bukti lain yang bersifat penyidikan dan belum bisa disampaikan dengan jelas kepada publik.
Sepuh mengatakan, polisi belum menemukan adanya barang milik Febry yang hilang. Sebab motor milik korban justru ditemukan di Terminal Giwangan. Saat ini pihak kepolisian masih menitipkan kendaraan tersebut di parkiran terminal. Sepuh menuturkan, berdasarkan keterangan juru parkir di Giwangan, motor matic milik Febry itu ada di sana karena dititipkan seseorang.
Terkait bagaimana caranya Febry bisa berada dalam toilet, Sepuh pun belum bisa menjelaskan hal tersebut. Ia mengatakan, bisa saja korban dikunci dari luar oleh seseorang. "Namun, hal-hal seperti itu masih bisa kami ditelusuri," ujar Sepuh.
Sebelumnya, korban ditemukan oleh petugas keamanan Kampus FMIPA UGM. Awalnya petugas keamanan yang mencium aroma busuk di Lantai 5 Gedung FMIPA. Setelah memanggil temannya untuk memeriksa asal muasal bau tersebut, petugas menemukan jenazah Febry sudah membeku. Sepupu korban sudah mengajukan laporan orang hilang ke Polsek Mlati pada Jumat (28/4). Febry merupakan mahasiswi jurusan Geofisika FMIPA UGM. Selama kuliah di Yogyakarta, ia tinggal di rumah kos yang beralamatkan di Pogung Baru Blok D Nomor 28.