REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dosen Universitas Islam Asyafiiyah (UIA) Jakarta Toto Raharjo mengatakan, kasus pemerkosaan sekaligus pembunuhan yang dilakukan terhadap Yuyun (14 tahun), siswi SMP di Bengkulu, menunjukkan kegagalan pendidikan karakter di Indonesia. Sebab, di antara 14 pelakunya adalah remaja yang berstatus pelajar dan kakak kelas Yuyun.
"Peristiwa mengerikan ini menunjukkan pendidikan karakter belum berhasil. Revolusi mental yang digadang-gadang di era Jokowi masih sebatas jargon," katanya, Selasa (3/5).
Pendidikan karakter di Indonesia yang dipertajam dengan revolusi mental gagal. Padahal, pendidikan karakter sudah dicanangkan di era SBY, tetapi belum bisa mendidik masyarakat luas.
"Pelaku pemerkosaan dan pembunuhan harus dihukum. Namun, hukuman saja tidak cukup sebab masih banyak Yuyun-Yuyun lain yang mungkin tak terekspos," kata Toto.
Guru, orang tua, stake holder, pemerintah harus mempunyai program pembinaan karakter dan mental pelajar. Ini dilakukan supaya mereka tak melakukan hal-hal negatif yang merugikan orang lain.