Selasa 03 May 2016 14:43 WIB

Pemerkosaan Bocah di Bengkulu Bukti Kegagalan Pendidikan Karakter

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Winda Destiana Putri
Ilustrasi Pemerkosaan
Foto: Republika On Line/Mardiah diah
Ilustrasi Pemerkosaan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dosen Universitas Islam Asyafiiyah (UIA) Jakarta Toto Raharjo mengatakan, kasus pemerkosaan sekaligus pembunuhan yang dilakukan terhadap Yuyun (14 tahun), siswi SMP di Bengkulu, menunjukkan kegagalan pendidikan karakter di Indonesia. Sebab, di antara 14 pelakunya adalah remaja yang berstatus pelajar dan kakak kelas Yuyun.

"Peristiwa mengerikan ini menunjukkan pendidikan karakter belum berhasil. Revolusi mental yang digadang-gadang di era Jokowi masih sebatas jargon," katanya, Selasa (3/5).

Pendidikan karakter di Indonesia yang dipertajam dengan revolusi mental gagal. Padahal, pendidikan karakter sudah dicanangkan di era SBY, tetapi belum bisa mendidik masyarakat luas.

"Pelaku pemerkosaan dan pembunuhan harus dihukum. Namun, hukuman saja tidak cukup sebab masih banyak Yuyun-Yuyun lain yang mungkin tak terekspos," kata Toto.

Guru, orang tua, stake holder, pemerintah harus mempunyai program pembinaan karakter dan mental pelajar. Ini dilakukan supaya mereka tak melakukan hal-hal negatif yang merugikan orang lain.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement