REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Roymardo Sah (20 tahun), tersangka pembunuhan dosen Universitas Muhammadiyah Sumatra Utara (UMSU), Nur'ain Lubis (63), mengaku telah merencanakan aksinya tersebut. Hal ini terlihat dari pisau bergagang kayu yang dibawa tersangka dari rumah.
Kapolresta Medan Kombes Mardiaz Kusin Dwihananto menjelaskan, pada Senin (2/5) siang, tersangka masuk ke UMSU untuk kuliah. Dia pun juga sempat memasuki satu kelas. Namun, karena dosen tidak hadir, tersangka turun ke lantai dasar.
"Tersangka lalu mengawasi, mengintip dosen ini. Dosen ini kemudian terlihat keluar dari ruangan dan masuk ke kamar mandi. Tersangka pun mengikuti korban ke kamar mandi dan berdiri di depan pintu," kata Mardiaz, Selasa (3/5).
Setelah melakukan aktivitas di dalam toilet selama sekitar dua menit, korban pun keluar dan disambut dengan korban yang telah menunggu. Dengan membabi buta, ia langsung menikam korban. "Pelaku menikami korban 10 kali di bagian leher," ujar Mardiaz.
Mardiaz mengatakan, korban sempat memberikan perlawanan. Dia mencoba menangkis tikaman pisau yang dilayangkan pelaku ke tubuhnya. "Sehingga dari hasil visum ada tiga sayatan di tangan kiri korban," ujarnya.
Selain itu, dari hasil visum yang dilakukan terhadap jenazah korban, polisi juga menemukan luka di dahinya. Luka ini diduga muncul karena ia meronta. "Juga ada luka di jari telunjuk kiri dan kelingking kiri, diduga akibat perlawanan korban," kata Mardiaz.
Nur'ain, dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UMSU Medan, tewas ditusuk mahasiswanya sendiri, Senin (2/5) sore. Dia ditemukan tak bernyawa di toilet salah satu gedung kampus tersebut dengan sejumlah luka.
Luka tersebut yakni 10 luka tikam di leher, tiga sayatan di tangan kiri korban, luka di dahinya, serta luka di jari telunjuk kiri dan kelingking kiri yang diduga akibat perlawanan korban. Saat ini, pelaku masih menjalani pemeriksaan di Mapolresta Medan.