REPUBLIKA.CO.ID, ALEPPO -- Pembombardiran Kota Aleppo tampaknya belum akan surut meski militer Suriah memperpanjang gencatan senjata unilateral di Damaskus dan sekitarnya, Senin (2/5). Pengumuman perpanjangan gencatan senjata dilakukan untuk pengiriman bantuan kemanusiaan ke wilayah yang dikepung pemerintah.
Sebanyak 12 ribu keluarga terjebak dan terputus dari akses akomodasi. Diperkirakan ada 350 ribu sampai 400 ribu orang terperangkap di wilayah yang dikepung pemberontak di Aleppo. Padahal, dulu kota itu berpopulasi 2 juta orang.
Sementara, di Jenewa, Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengatakan sejumlah proposal telah diajukan untuk menghentikan pertempuran Aleppo. Setidaknya gencatan senjata bisa diperpanjang.
"Kita semakin dekat dengan kesepakatan, meski masih ada sejumlah hal yang harus dilakukan," kata Kerry dalam pertemuan Senin dengan Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir, dijutip Aljazirah.
Jubeir menyampaikan, Saudi mengecam kekerasan terbaru di Suriah. Ia menyebutnya pelanggaran hukum kemanusiaan dan kejahatan besar. Wakil khusus PBB untuk Suriah, Staffan de Mistura, mengatakan akan berkunjung ke Moskow untuk melakukan pembicaraan.
AS dan Rusia telah sepakat untuk bekerja sama mencapai gencatan senjata dalam pertemuan di Jenewa. Pada Senin, Prancis juga menyerukan pertemuan kelompok internasional untuk mendukung pengembalian gencatan senjata.