REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Praktisi Pendidikan Indra Charismiadji mengatakan, dalam kasus pemerkosaan dan pembunuhan siswi sebuah sekolah di Bengkulu dengan korban, Y, jelas sangat memilukan menjadi ironi dalam dunia pendidikan Indonesia. Apalagi, korban maupun pelakunya semuanya adalah pelajar.
"Ini menunjukkan orang yang tak berperikemanusiaan dan akhlaknya dangkal sekali. Ini menjadi tamparan bagi kita, makanya pendidikan karakter itu sangat krusial dan penting," katanya, Selasa, (3/5).
Pola pendidikan harus diubah, jangan seperti sekarang terlalu banyak materi akhirnya banyak materi yang tak masuk ke dalam akalnya. Bagai gelas kosong yang diisi air terus-menerus akhirnya tumpah.
Lebih baik, pendidikan itu, materi yang diajarkan sedikit. Namun, materi yang sedikit itu mengendap di dalam otak dan dipraktikkan. "Adanya kasus Yuyun ini, jangan materi pelajaran agamanya yang ditambah. Namun, materinya sedikit saja tapi diperdalam, misalnya soal akhlak yang baik," katanya.
Kalau pelajaran agamanya sedikit tetapi terserap baik sampai level praktik, hal-hal buruk seperti pemerkosaan bisa dicegah. Pelajar sebelum melakukan hal buruk seperti pemerkosaan akan berpikir, apa manfaat memperkosa?
"Ketika ia berpikir dan menganalisis setiap hal yang akan dilakukan, maka ia akan mencegah dirinya dari perbuatan buruk tersebut. Semakin dalam ilmu seseorang dan semakin cerdas seseorang maka kemungkinan memperkosa semakin kecil," ujar Indra.
Sebab, sebelum melakukan sesuatu, ia akan melakukan analisis terlebih dulu. Apakah perbuatannya itu dampaknya baik atau buruk.