REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekertaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta Saefullah menyatakan ada pihak yang mengkoordinir massa hingga mengusirnya beserta sejumlah aparat satpol PP dan Camat, juga Lurah Penjaringan. Dalam insiden itu, bahkan terjadi pemukulan hingga sejumlah petugas satpol PP terluka.
Beruntung, Saefullah selamat dan tak menderita kekerasan fisik. Namun ia memastikan kunjungan itu hanya sekadar silahturahmi dengan pengurus masjid. Tujuannya ingin mengukur badan para petugas masjid untuk keperluan pembuatan seragam. Ia pun membantah adanya niat pemberitan SP 1 pada Senin, (2/5) malam itu.
"Apa sih, sebetulnya SP 1 Gubernur dari Gubernur dan Wali Kota itu palsu. Jadi ini ada yang gerakin," katanya kepada wartawan, Selasa (3/5).
Ia menuturkan sempat shalat Isya di Masjid Luar Batang. Setelah itu, ia berdialog dengan pengurus masjid dan Ketua RW soal rencana pengukuran badan untuk seragam. Namun niatan itu ditolak warga hingga rombongan pemprov undur diri. Di saat itulah, muncul gerakan massa yang menyatakan tolak penggusuran.
Mengenai alasan kedatangan di malam hari, ia menyatakan karena harus bekerja pada siang harinya. "Itu laporan dari camatnya tiba-tiba orang bisa banyak, minta bantuan warga situ. Saya (kunjungan) dadakan aja, saya sudah ketiga kali dan yang ketiga ini Pak Wali. Kenapa malam? Kan siang saya kerja," ujarnya.
(Baca Juga: Ini Kronologi Pengusiran Sekda oleh Warga Luar Batang)