REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sosok Prof. Dr. H. Tuty Alawiyah dianggap mampu membawa perubahan untuk Islam di Indonesia. Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI, Hidayat Nur Wahid menilai mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak di era Soeharto ini pantas dijadikan sebagai ibu bagi kaum mukminin dan mukminat di Indonesia.
"Beliau layak dijadikan semacam ibunya kaum mukminin dan mukminat di Indonesia. Karena beliau mengayomi semuanya dan diterima semuanya. Beliau memberikan sebuah gerakan baru untuk Islam, khususnya kaum ibu," kata Hidayat Nur Wahid di rumah duka di Jati Waringin, No 50-51,Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (4/5).
Hidayat menuturkan, terakhir bertemu dengan almarhumah, keduanya sedang menghadiri milad Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) ke-35 di Gelora Bung Karno pada awal Maret lalu. Saat itu, almarhumah memintanya untuk memberikan tausiyah.
"Itu satu tanda yang sangat luar biasa karena beliau seorang senior tapi menghormati junior-juniornya. Memberi peran bagi junior-juniornya. Beliau adalah sosok yang sukses untuk menghadirkan suatu gerakan baru untuk kaum muslimah, yaitu BKMT,"jelasnya.
Menurut Hidayat, BKMT merupakan hal yang sangat baru di Indonesia, bahkan di dunia Islam. Sosok Ibu Tuty dan BKMT-nya mengembangkan gerakan dakwah di kalangan kaum ibu melalui majelis taklimnya. Dengan BKMT, Ibu Tuty memberdayakan kaum ibu muslimah, bukan hanya dakwah biasa, tapi terorganisir dengan baik.
"Bukan hanya asal datang ke majelis taklim. Tapi terorganisir dengan baik di bidang nasional. Bahkan, juga di Papua diterima sangat baik,"ujarnya.
Lebih lanjut Hidayat menuturkan, almarhumah menghadirkan jenis lain dari gerakan Islam untuk kaum ibu, yaitu gerakan untuk memberdayakan kaum ibu. Agar mereka terlibat aktif menghadirkan Islam yang moderat, solutif dan ikut menghadirkan permasalahan bangsa dan permasalahan umat.
"Kita sangat kehilangan. Kemarin baru kehilangan Prof Ali Mustafa Yakub, sekarang Prof Tuty Alawiyah, ya kita berharap akan muncul kader-kader baru yang bisa melanjutkan perjuangan mereka," katanya.
Sebelumnya, almarhumah dirawat di Rumah Sakit Metropolitan Medical Center, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Pusat, karena infeksi usus dan paru-paru. Setelah dirawat selama sebulan beliau meninggal tadi pagi (4/5) pukul 07.15. Rencananya jenazah almarhumah akan dimakamkan di pesantren khusus yatim sekitar pukul 15.30 WIB.