Rabu 04 May 2016 14:36 WIB

Sandera Bebas, Fadli: Harga Orang Indonesia Masak Murah?

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Ilham
 Foto kolase sepuluh orang Anak Buah kapal (ABK) PT Patra Maritime Line saat akan dikembalikan kepada keluarga di Gedung Pancasila Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Senin (2/5). (Republika/Raisan Al Farisi)
Foto kolase sepuluh orang Anak Buah kapal (ABK) PT Patra Maritime Line saat akan dikembalikan kepada keluarga di Gedung Pancasila Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Senin (2/5). (Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Kelima RI, Megawati Soekarnoputri berujar, keberhasilan pembebasan 10 WNI dari kelompok Abu Sayyaf karena sudah ada tebusan. Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon meyakini komentar Megawati tersebut berdasarkan pada bukti yang kuat.

"Ya, saya pikir ya, kalau Bu Mega bicara seperti itu, pasti ada datanya bahwa itu tebusan," kata dia di Kompleks Parlemen Jakarta, Rabu (4/5).

Kendati demikian, politikus Partai Gerindra itu tidak mempermasalahkan cara-cara yang dilakukan pemerintah maupun perusahaan untuk pembebasan sandera. Sebab, menurutnya yang terpenting 10 WNI dapat bebas dengan selamat. "Tinggal yang empat ini bagaimana," katanya. "Walaupun menurut saya, ditebus pun, ya harganya orang Indonesia kan masak murah?" tutur Fadli.

Ia berujar, pemerintah tidak perlu malu mengakui adanya tebusan terhadap pembebasan 10 sandera dari kelompok militan itu. "Ya memang kalau perlu tembus ya tebus saja," katanya. Sebab, ia meyakini, pembebasan tidak mungkin menggunakan ABPN.

"Paling uang perusahaan, tidak ada masalah ditebus pun, tidak ada masalah tidak ditebus pun, itu lebih bagus. Dua-duanya menurut saya yang paling penting kan output-nya," ujar Fadli.

Ia menilai, adanya polemik uang tebusan merupakan buah dari upaya klaim pembebasan yang dilakukan sejumlah pihak. "Ini kan hanya karena ada persoalan ada yang mau mengklaim untuk mendapatkan poin sehingga seolah-olah berjasa dan mendapatkan poin, mungkin ini bisa jadi alat kampanye, ini saya tidak tahu," tuturnya.

Saat ini yang terpenting fokus terhadap empat WNI yang masih ditawan kelompok Abu Sayyaf. Selain itu, ia mengusulkan adanya travel warning di sekitar lokasi penangkapan para WNI.

"Itu disampaikan secara publik, jangan mendekati wilayah yang berpotensi untuk terjadinya konflik atau penyandraan dan sebagainya," imbuhnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement