Kamis 05 May 2016 16:15 WIB

Menaker: Generasi Muda Harus Tingkatkan Daya Saing

Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri mengikuti rapat kerja dengan Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (19/11).
Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri mengikuti rapat kerja dengan Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (19/11).

REPUBLIKA.CO.ID, SUMENEP -- Menteri Ketenagakerjaan RI M. Hanif Dhakiri mengingatkan generasi muda, termasuk kalangan mahasiswa, untuk terus meningkatkan daya saing supaya tidak tergerus pada era persaingan saat ini.

"Saat ini, Indonesia tidak bisa menghindar dari era persaingan, salah satunya dengan pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Solusinya tingkatkan daya saing," katanya di Sumenep, Jawa Timur, Kamis.

Hanif berada di Sumenep untuk menghadiri sejumlah kegiatan, di antaranya pelantikan pengurus Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA PMII) setempat.

"Siap tidak siap, mau tidak mau, mampu tidak mampu, warga Indonesia harus siap, mau, dan mampu untuk bertarung di era persaingan. Ini bukan lagi era persiapan, melainkan sudah era persaingan," ujarnya.

Ia menjelaskan peningkatan daya saing bagi generasi muda di era persaingan merupakan hal yang wajib dilakukan supaya tidak tergerus era persaingan dan selanjutnya hanya menjadi penonton.

"Itu tidak boleh terjadi. Caranya, generasi muda saat ini harus memiliki karakter kuat, kompetensi kuat, dan kreativitas kuat. Jangan bermimpi untuk menjadi aktivis, jika berorganisasi saja tidak mau aktif," katanya.

Dalam kesempatan itu, Hanif yang juga Sekjen PB IKA PMII itu mengandaikan daya saing itu dengan memperkuat potensi lainnya untuk menutupi sisi yang dinilai kurang maksimal.

Baca juga, Gawat.. Tenaga Kerja Indonesia Sulit Bersaing di Era MEA.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement