REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Ketua MPR Zulkifli Hasan melihat kondisi masyarakat Indonsia saat ini semakin tidak menceminkan jiwa keindonesiaan seperti nilai-nilai yang tekandung dalam Pancasila.
"Apa yang kita lihat dan kita dengar saat ini, semakin jauh dari Pancasila," kata Zulkifli Hasan dalam sambutannya pada kegiatan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI dan Safari Kebangsaan Merajut Kebhinnekaan, di Balai Citra Resmi Purwakarta, Jawa Barat, Kamis (5/5).
Ini merupakan perjalanannya yang kedua, setelah dimulai dari Serang, Banten, Rabu (4/5). Menurut Zulkifli, banyak elemen masyarakat yang datang ke MPR RI mempertanyakan kondisi kehidupan masyarakat Indonsia sekarang seperti ini.
"Saat ini kesenjangan sosial semakin tajam. Dua orang kaya menguasai aset setara dengan 1.000 orang biasa," katanya.
Zulkifli juga sempat berdialog dengan seorang ibu warga Serang Banten, yang bekerja sebagai buruh harian lepas, yang sering berutang atau mengurangi porsi makan. Kalau situasinya seperti ini terus, kata dia, dalam 100 tahun ke depan, bangsa Indonsia bisa kehilangan keindonesiaannya.
Menurut Zulkifli, program Safari Kebangsaan Merajut Kebhinnekaan sasarannya untuk merajut kembali persaudaraan kebangsaan di tengah masyarakat Indonesia. "Pancasila yang merupakan ideologi negara, saat ini lebih banyak hanya sebagai hafalan atau bahan diskusi," katanya.
Pancasila, kata dia, idealnya merasuk di seluruh jiwa bangsa Indonesia dan tercerrmin dari perilaku sehari-hari, terutama pada para pmimpin baik di tingkat nasional maupun daerah. Sikap, perilaku, dan kepemimpinan di tengah masyarakat Indonesia, harus ada cahaya ketuhanan, sehingga perilakunya mengutamakan kemanusiaan yang adil dan beradab, keputusannya mengutamakan persatuan, serta kebijakannya untuk keadilan sosial.