REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perdagangan, Perindustrian, dan Lingkungan Hidup Republik Demokratik Timor Leste Constâncio Da Conceição Pinto mengundang pengusaha Indonesia untuk menanamkan modalnya di Timor Leste. Menurutnya, Timor Leste memiliki peluang investasi di bidang perkebunan, perikanan dan pariwisata.
"Saya mau undang pengusaha-pengusaha Indonesia agar dapat berinvestasi di Timor Leste. Kami punya pantai yang lebih bagus dari Bali, tapi belum lihat ada pengusaha Indonesia yang bangun hotel di Timor Leste," ujar Pinto di Jakarta, Jumat (6/5).
Pinto menjelaskan, sejauh ini perusahaan asal Indonesia yang sudah berinvestasi di Timor Leste adalah Telkomsel dan Pertamina. Pinto mengatakan, sebagai negara yang sedang berkembang, Timor Leste membutuhkan transfer teknologi dan pelatihan capacity building terutama untuk menggerakan industri kecil dan menengah.
Salah satu upaya Timor Leste untuk mengundang investasi dari Indonesia yakni melalui penandatanganan Memorandum Kesepakatan Kerja Sama Teknik Industri dengan Kementarian Perindustrian Republik Indonesia. Kerja sama tersebut mencakup peningkatan kapasitas sumber daya manusia, peningkatan kemampuan insitiusional, program pelatihan di bidang industri tertentu, serta promosi produk industri. Menurut Pinto, kerja sama ini menjadikan Timor Leste mampu berkompetisi untuk menarik investor.
"Kami telah mengembangkan kebijakan industri nasional yang fokus pada industri berbasis sumber daya, tujuannya yakni meningkatkan kontribusi industri manufaktur dan mendapatkan nilai tambah," kata Pinto.
Sementara itu, Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan, pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk mendukung pemerintah Timor Leste dengan nilai sebesar 6 juta dolar AS. Dana tersebut dikucurkan untuk periode 2013-2017 melalui program kerja sama teknik luar negeri yang dilakukan oleh berbagai kementerian dan lembaga terkait.