REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Komite kerja di Parlemen Australia telah merekomendasikan agar Australia kembali mengirimkan ternak hidup ke Arab Saudi.
Perdagangan ternak kedua negara terhenti di 2012, setelah Saudi menolak sistem pengawasan ternak yang diminta Australia yang disebut Exporter Supply Chain Assurance System (ESCAS).
Sistem tersebut dimaksudkan untuk menjamin ternak yang dikirim dari Australia memiliki kejelasan kemana dikirim sampai ke tingkat penjagal sehingga bila terjadi masalah, dapat dengan mudah ditelusuri.
Saudi sebenarnya adalah pasar besar bagi ternak domba Australia, dengan ketika perdagangan masih berlangsung, Saudi mengimpor hampir satu juta ekor domba.
Saudi saat ini mengimpor lebih dari tujuh juta ekor domba setiap tahun dari pasar lainnya, dan mereka disebutkan tertarik dengan bagusnya kualitas daging domba dari Australia.
Laporan yang dibuat oleh Komite bersama di Parlemen dari bagian Luar Negeri, Pertahanan dan Perdagangan merekomendasikan agar Australia memperbaiki hubungan dengan negara-negara di Timur Tengah.
Alison Penfold dari Dewan Pengekspor Ternak Hidup Australia menyambut baik 'rekomendasi agar Australia bekerjasama dengan pemerintah Arab Saudi untuk secara bersama-sama mengangkat auditor independen untuk memantau perkembangan ESCAS guna memenuhi permintaan Saudi mengenai hak kedaulatan."
Penfold mengakui bahwa perdagangan mungkin tidak akan segera bisa pulih namun masalah 'kesejahteraan' binatang sudah mengalami banyak kemajuan sejak tahun 2012.
"Saudi sendiri sudah mengadopsi hukum mengenai perlindungan binatang, jadi mereka sudah membuat komitmen di dalam negeri untuk meningkatkan kesejahteraan dan perlakuan terhadap ternak hidup di Arab Saudi," kata Penfold.
"Ini adalah proses yang harus dilalui, semua memerlukan waktu, dan kami tahu bahwa kami harus memenuhi kewajiban memastikan kesejahteraan hewan eskpor ini. Kami akan berusaha dengan keras memenuhi kewajiban tersebut," kata Penfold.