REPUBLIKA.CO.ID, TOMOHON -- Aktivitas Gunung Lokon di Kota Tomohon, Sulawesi Utara terus menurun setelah dinaikkan menjadi status siaga level III pada 8 Maret 2016.
"Bila dibandingkan waktu-waktu sebelumnya, frekwensi gempa yang terekam sudah mulai normal yaitu sehari di bawah lima kali," kata Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Lokon dan Mahawu, Farid R Bina, Sabtu (7/5).
Kecenderungan penurunan frekwensi kegempaan, kata dia, telah ditindaklanjuti dengan menyampaikan ke pusat vulkanologi dan mitigasi bencana geologi (PVMBG) Bandung untuk menurunkan statusnya menjadi waspada level II. "Kami masih menunggu jawaban dari PVMBG Bandung. Mudah-mudahan ada jawabannya setelah pada beberapa hari lalu kami usulkan statusnya diturunkan," katanya.
Data visual dan kegempaan yang diinformasikan pos gunung api Jumat (6/5) pukul 12.00 -18.00 WITA, tubuh badan Gunung Lokon tampak jelas hingga tertutup kabut, dan saat jelas asap kawah putih sedang hingga tebal setinggi 25 - 200 meter.
Sementara dari kegempaan vulkanik terekam, dua kali gempa tektonik jauh beramplitudo maksimum 7-11 milimeter selama 60-85 detik, serta tremor dengan amplitudo maksimum 0,5-4 milimeter dominan 1,0 milimeter.
"Statusnya masih siaga pada level III. Diharapkan tidak ada aktivitas masyarakat atau penunjung di radius 2,5 kilometer dari kawah Tompaluan," katanya.