Sabtu 07 May 2016 18:22 WIB

Komite Etik Mulai Awasi Delapan Caketum Golkar

Rep: Agus Raharjo/ Red: Bayu Hermawan
Panitia Pengarah (SC) Munaslub Golkar
Panitia Pengarah (SC) Munaslub Golkar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Delapa kader Golkar resmi menjadi bakal calon ketua umum (Caketum) dalam Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) pertengahan Mei nanti.

Surat Keputusan (SK) Caketum sudah diserahkan oleh Steering Committe (SC) pada seluruh Caketum, dan sejak SK tersebut turun, Caketum berada dalam pengawasan Komite Etik Munaslub.

Ketua SC, Nurdin Halid mengatakan sejak keluarnya SK tersebut, seluruh Caketum harus mematuhi aturan yang sudah dibuat oleh panitia. Termasuk soal pengaturan jadwal kampanye dan debat Caketum sudah diatur oleh panitia.

"Terhitung sejak diterima SK, seluruh bakal calon terikat seluruh tatanan, seluruh norma oleh Komite Etik, Komite ini berlaku penuh juga pada DPD Tingkat I dan II," tegasnya setelah memberikan SK pada Caketum Golkar di DPP Partai Golkar, Slipi, Sabtu (7/5).

Nurdin menambahkan, seluruh Caketum akan mengikuti aturan main yang diberlakukan oleh panitia. Menurut Nurdin, Komite Etik mengancam akan ada sanksi diskualifikasi jika ada Caketum dan pemilik suara terbukti melakukan interaksi negatif berupa politik uang.

Dalam prosesnya nanti, kalau ada bakal Caketum yang terbukti bertemu dengan pemilik suara dan melakukan politik uang, maka akan disidang oleh Komite Adhoc. Sanksi yang akan diberlakukan sangat tegas.

"Dapat didiskualifikasi bagi calon, dan dicabut hak suara bagi voters," tegasnya.

Setelah menerima SK bakal Caketum, seluruh bakal Caketum mengambil nomor urut caketum. Akhirnya, nomor urut pertama didapatkan Ade Komaruddin. Nomor urut dua sampai seterusnya adalah, Setya Novanto (2), Erlangga Hartarto (3), Mahyudin (4), Priyo Budi Santoso (5), Aziz Syamsuddin (6), Indra Bambang Utoyo (7), dan Syahrul Yasin Limpo (8).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement