REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Menteri Pariwisata Arief Yahya membuka secara resmi Asia Tourism Forum (ATF) 2016, Sabtu (7/5) siang di Gedung Sate, Kantor Gubernur Jawa Barat.
Ajang dua tahunan yang mempertemukan para pemangku kepentingan di bidang pariwisata ini menjadi forum internasional yang mewadahi para praktisi industri pariwisata, akademisi, peneliti, pejabat pemerintah dan para pembuat kebijakan pariwisata.
Menurut Menpar, forum ini menjadi ajang para pemangku kepentingan pariwisata untuk bertukar informasi penelitian penting sebagai pengembangan industri pariwisata berkelanjutan baik di Asia maupun Dunia.
"Asia Tourism Forum ini akan menjawab keraguan masyarakat tentang penelitian di pariwisata yang seringkali dirasakan tidak dapat diterapkan secara di bidang pariwisata secara langsung," ujar Arief Yahya, dalam keterangan tertulis, Sabtu (8/5).
"The 22th Biennial Conference of Hospitality and Tourism Industry in Asia mengangkat tema "A New Approach to Wonderful Tourism" dikatakan Menpar merupakan forum prestisius berstandar dunia yang dapat dijadikan pedoman untuk menjadikan pariwisata Indonesia nomor satu di dunia.
"Itulah sebabnya kita gunakan Travel and Tourism Competitivenes Index yang dikeluarkan World Economic Forum dalam menilai daya saing pariwisata kita," ujar Menpar.
Di kesempatan yang sama Direktur Kelembagaan Kepariwisataan Kementerian Pariwisata Ahman Sya mengatakan forum ATF ini sangat penting bagi Indonesia. ATF 2016 merupakan satu bentuk inovasi atau penyegaran baru terhadap bidang ilmu pariwisata dalam konteks pengembangan pariwisata ke depan.
ATF 2016 dikatakan Ahman merupakan pencerahan baru, jalan baru bagi para akademisi untuk kembali berfikir bahwa pengembangan ilmu kepariwisataan itu penting.
"Bahwa ilmu itu bukan untuk ilmu, namun ilmu untuk implementasi dan dipraktikkan di lapangan. Semoga ini ini manfaat ATF yang harus kita dapat," ujar Ahman Sya.
ATF 2016 akan berlangsung hingga 9 Mei mendatang. Forum melibatkan 460 delegasi dari 21 negara.