Ahad 08 May 2016 19:42 WIB

KNTI Ingin Presiden Keluarkan Inpres Moratorium Reklamasi

Foto udara kondisi perairan di sekitar wilayah reklamasi di Teluk Jakarta, Kamis (21/4).
Foto: Antara/Zabur Karuru
Foto udara kondisi perairan di sekitar wilayah reklamasi di Teluk Jakarta, Kamis (21/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) menginginkan Presiden Joko Widodo mengeluarkan Instruksi Presiden (Inpres) khusus untuk penghentian moratorium reklamasi di seluruh wilayah Indonesia, dan bukan hanya di pantai Jakarta Utara.

"Presiden Jokowi bisa mengeluarkan Inpres moratorium reklamasi di seluruh Indonesia," kata Ketua Umum KNTI M Riza Damanik di Jakarta, Ahad (8/5).

Menurutnya, hal tersebut penting untuk mengembalikan kewibawaan negara setelah melihat banyak pelanggaran yang dilakukan pihak swasta dalam reklamasi. Untuk itu, ujar dia, Presiden juga diharapkan dapat melakukan langkah-langkah terkait untuk memperkuat upaya penegakan hukum terhadap pelanggaran proses reklamasi.

Apalagi, ia mengingatkan bahwa setelah dua pekan keputusan dikeluarkan, saat ini di lapangan dinilai masih ada pihak-pihak yang meneruskan aktivitas reklamasi. "Kewibawaan negara tidak boleh dihilangkan," ujarnya.

Ketum KNTI juga menginginkan agar dalam rencana pembangunan di wilayah pesisir yang dilakukan pemerintah agar dapat melibatkan seluruh kalangan masyarakat pesisir sehingga lebih adil dan juga berwawasan kearifan lokal.

Sementara itu, pakar hukum tata negara, Irmanputra Sidin menilai keputusan moratorium reklamasi Teluk Jakarta bisa menjadi perbuatan melawan hukum pemerintah, karena hal itu sama saja memberikan sanksi bagi pengembang.

"Padahal pengembang tidak bisa dianggap bersalah soal keluarnya polemik siapa yang berwenang terhadap pemberian izin reklamasi apakah gubernur atau menteri," katanya, Jumat (6/5).

Menurut Irmanputra penghentian reklamasi itu juga telah merugikan pengembang dan menjadi preseden buruk bagi kepastian investasi di Indonesia.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement