REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolres Simalungun AKBP Yofie Girianto Putro mengatakan, anak-anak yang duduk di atas kepala patung revolusi itu hanyalah sekelompok anak nakal biasa.
"Belum tentu anak-anak itu mengerti sejarah. Mereka belum tentu kenal siapa pahlawan revolusi itu," katanya, Senin, (9/5).
Maka itu, kata dia, wartawan dan guru mempunyai peran untuk memberikan pendidikan sejarah kepada anak-anak tersebut. Anak-anak itu seenaknya duduk di atas patung revolusi karena tak memiliki pengetahuan sejarah dan moral.
"Anak-anak ini merupakan adik-adik kita. Mereka bukan teroris, bukan pembunuh, mereka hanya anak muda alay, jadi tak perlu dipenjara," kata dia.
Hal yang perlu dilakukan adalah menyadarkan mereka tentang sejarah Indonesia, termasuk mengenalkan mereka pahlawan revolusi. "Kasihan anak ini jika terlalu diekspose malah jadi stres tak mau masuk sekolah, nanti yang rugi kita sendiri," ujar Yofie.