Senin 09 May 2016 17:27 WIB

Seribu TKI Hong Kong dan Korea Ikuti Kelas Kewirausahaan Mandiri

Rep: C37/ Red: Dwi Murdaningsih
Wirausaha Muda Mandiri
Foto: Republika/Wihdan
Wirausaha Muda Mandiri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Mandiri mengadakan kelas kewirausahaan untuk menciptakan nilai tambah tenaga kerja Indonesia (TKI) di Tanah Air dan tidak perlu bekerja di luar negeri. Diharapkan sekitar seribu TKI akan ikut serta dalam program tahun ini.

Program pelatihan bernama Mandiri Sahabatku diadakan di Malaysia, Hong Kong, dan Korea pada awal Mei ini hingga 20 November 2016. Program ini ditujukan guna meningkatkan kesejahteraan TKI.

Sebagai kelanjutan kelas entrepreneurship di luar negeri, Bank Mandiri juga memberikan bimbingan kepada TKI Purna Alumni Mandiri Sahabatku dalam bentuk program Bapak Asuh, yang telah dikenal sebagai Program Dadi Majikan (PDM).

Sejak kali pertama penyelenggaraan pada 2011, program Mandiri Sahabatku ini telah memberikan pelatihan kewirausahaan kepada 8.377 TKI yang bekerja di tiga negara tersebut. Dari pelatihan tersebut, banyak peserta yang kemudian memutuskan untuk tidak memperpanjang kontrak dan bekerja di Indonesia sebagai pelaku usaha, seperti usaha salon, minimarket, bengkel motor, penjahit, dan toko.

"Merekalah yang kemudian menjadi mitra perseroan dalam menyosialisasikan Mandiri Sahabatku sekaligus menjadi pendamping dan fasilitator para TKI dalam mengembangkan usaha," ungkap Corporate Secretary Bank Mandiri Rohan Hafas, di Jakarta, Senin (9/5).

Selain pendampingan, Rohan menambahkan, perseroan juga siap untuk memberikan dukungan pembiayaan kepada BMI guna pengembangan usaha, misalnya melalui kredit usaha rakyat (KUR). Pasalnya, bunga KUR yang saat ini 9 persen diyakini akan cukup menarik bagi para TKI untuk membantu permodalan.

"Langkah ini merupakan upaya kami sebagai perusahaan milik negara, untuk membantu para buruh migran agar mampu mandiri saat kembali ke Tanah Air," kata Rohan.

Program Mandiri Sahabatku, kata Rohan, memiliki empat pilar utama, yaitu mengubah buruh menjadi majikan, mempersatukan keluarga melalui kewirausahaan, menyejahterakan keluarga dan lingkungan, serta mencerdaskan bangsa.

Program pelatihan kewirausahaan ini terbagi dalam tiga tahap pelatihan, yaitu prapenempatan, penempatan, dan pascapenempatan. Tahap prapenempatan diperkenalkan kepada calon tenaga kerja yang akan bekerja ke luar negeri. Selanjutnya, pada tahap penempatan di negara tujuan, para pekerja dilatih menganalisis peluang usaha, membuat rencana bisnis, motivasi, dan semangat kewirausahaan.

"Kami juga akan memberikan pelatihan kepada TKI yang sudah kembali ke Indonesia, seperti yang kami lakukan di NTT. Tujuannya, supaya dapat mengakselerasi pengembangan bisnis sehingga BMI tidak tergoda untuk kembali ke luar negeri,” jelas Rohan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement