Senin 09 May 2016 20:30 WIB

Istana: Pemerintah tak Ikut Campur Munas Golkar

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Esthi Maharani
Pramono Anung
Foto: Republika/ Wihdan
Pramono Anung

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Kabinet Pramono Anung menegaskan pemerintah tak berpihak pada satu calon ketua umum Partai Golkar. Sebab, kata dia, pemerintah tak boleh ikut campur dalam urusan musyawarah nasional (Munas) partai berlambang pohon beringin tersebut.

"Presiden sampaikan bahwa dipersilahkan untuk Golkar menyelenggarakan Munasnya secara demokratis. Pemerintah sama sekali tak ingin campur tangan dalam penentuan siapapun yang mau jadi ketua umum," ucap Seskab di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (9/5).

Pramono menegaskan hal tersebut karena beredar rumor bahwa Presiden mendukung Setya Novanto sebagai ketua umum baru Golkar. Menurut dia, karena adanya rumor tersebut, banyak petinggi Golkar yang menanyakan kebenaran hal itu pada Istana.

Pramono sendiri mempersilakan jika ada orang berlatar belakang Golkar yang ingin mendukung calon tertentu secara personal. Namun, dia meminta dukungan tersebut tidak menyangkutpautkan nama Presiden Jokowi.

"Silakan saja kalau mau mendukung. Tetapi bukan kemudian artinya adalah Presiden (juga mendukung)," ucapnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement