REPUBLIKA.CO.ID, KANDANGAN, KALSEL -- Ratusan unggas di beberapa daerah di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan, mati sehingga banyak merugikan para peternak.
Beberapa peternak di Desa Taniran Kubah Kecamatan Angkinang Senin mengatakan, cukup banyak ternak yang mati setiap harinya, bahkan bila ditotal telah mencapai ratusan ekor baik ternak itik ataupun ayam.
Ketua RT IV Taniran Kubah, Suryadi menuturkan, kejadian kematian ternak itik dan ayam ini sudah berlangsung selama satu bulan, bermula dari ternak tetangganya yang mati kemudian mewabah ke kandangnya, hingga ke beberapa peternak lainnya.
"Akibatnya sangat banyak peternak di desa kami yang mengalami kerugian, dan berharap kondisi ini segera bisa diatasi," katanya.
Suryadi mengatakan, para peternak belum mengetahui secara pasti jenis penyakit yang mengakibatkan unggas di desanya banyak mati.
Sebelum mati, ternak tersebut akan mengalami beberapa gejala, antara lain tidak mau makan, matanya buta seperti tertutup selaput dan matinya serentak dalam satu kandang.
"Kerugian yang saya alami dalam bulan ini sekitar Rp 10 Juta, belum lagi puluhan kelompok peternak yang sama di desa kami yang ternaknya mengalami penyakit seperti ini," katanya.
Ternak-ternak yang mati tersebut, kata dia, kemudian dibuang ke daerah rawa yang ada di sekitar rumah mereka.
Pembuangan ternak yang mati dikarenakan, desa Taniran Kubah secara geografis merupakan dataran rendah dan berawa, jadi ternak yang mati tidak dikubur ataupun dibakar.
Masyarakat khususnya para peternak, belum melaporkan kejadian ini ke dinas terkait namun hanya disampaikan kepada kepala desa setempat.
"Selain melapor ke kepada desa, kami juga mengobati ternak yang sakit, dan sebagian memang ada yang sembuh, namun kualitas telornya juga tidak bagus karena pecah," katanya.
Selain itu, peternak juga berupaya menjual ternak-ternak tersebut, terutama yang masih sakit, namun tidak laku, karena pembeli khawatir terhadap itik yang sakit.
Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Saidi Noor mengatakan akan segera menurunkan tim untuk memantau kondisi di lapangan, dan penyebab kematian ternak unggas ini. "Kami akan turunkan tim untuk memasatikan apa yang terjadi, dan kenapa terjadi penyakit yang mewabah ini," katanya.