REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) melaksanakan Latihan Pos Komando (Latposko) Kesiapsiagaan Koarmabar 2016 dalam mengatasi pembajakan di perairan Indonesia.
Latihan Kesiapsiagaan Koarmabar dilaksanakan selama enam hari dari 9 Mei-14 Mei 2016. Selama dua hari dilaksanakan di Mako Koarmabar sedangkan empat hari dilaksanakan di Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal) I Belawan, Sumatera Utara dengan kegiatan meliputi Tactical Floor Game (TFG) dan manuver lapangan yang rencananya dilaksanakan di perairan Selat Malaka.
Tema latihan kali ini adalah Koarmabar dan jajarannya melaksanakan operasi mengatasi pembajakan di laut guna mewujudkan keamanan di wilayah Barat Perairan Yurisdiksi Indonesia Dalam Rangka Operasi Militer Selain Perang (OMSP).
Komandan Komando Pendidikan dan Latihan (Dankodiklat) TNI Mayor Jenderal TNI Dedi Kusnadi Thamim mengatakan sesuai Undang-Undang TNI No 34 Tahun 2004 tentang TNI bahwa salah satu tugas TNI AL adalah melaksanakan operasi penanggulangan pembajakan di laut.
"Untuk itu perlu adanya latihan khusus mengingat pembajakan di laut dapat terjadi secara tiba-tiba, sehingga untuk itu perlu adanya tindakan antisipatif," kata Dedi.
Untuk bisa mewujudkan kesiapan yang tinggi, kata dia, perlu disiapkan berbagai perangkat antara lain, rencana operasi yang mudah dioperasikan, kesiapan personel dan material serta pemahaman tentang berbagai peraturan dan perundang-undangan pemerintah sebagai pedoman dalam melaksankan prosedur dan mekanisme penanggulangan pembajakan.
Dalam latihan kesiapsiagaan ini, Koarmabar mengerahkan unsur-unsur antara lain, dua kapal jenis PK (Perusak Kawal) kelas Parchim, dua kapal jenis Kapal Cepat Rudal (KCR), satu pesawat udara dan dua helly serta tiga Kapal Angkatan Laut (KAL) dan dua tim Pasukan Katak. Selain itu didukung oleh personel Lantamal I Belawan, Tim Kesehatan dan Tim Hukum.