REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo menerima kunjungan delegasi Lembaga pemeringkat Standard&Poor's (S&P) di Istana Negara, Jakarta, Selasa (10/5). Kunjungan S&P tersebut dilakukan untuk mendengar penjelasan dari pemerintah mengenai berbagai aspek perekonomian sebelum mengumumkan peringkat terbaru mengenai iklim investasi di Indonesia.
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo yang hadir dalam pertemuan tersebut mengatakan, S&P dalam satu bulan ke depan akan melakukan pertemuan untuk menentukan rating negara-negara, termasuk Indonesia. "Sekarang mereka sedang melakukan penilaian," kata Agus di Istana Negara, Jakarta, Selasa (10/5).
Agus mengatakan, peringkat Indonesia pada Mei 2015 sudah naik dari stabil menjadi positif. Menurut Agus, peringkat positif tersebut menandakan bahwa terjadi perkembangan yang baik. Bahkan, bukan tidak mungkin Indonesia bisa naik peringkat lagi menjadi investment grade atau layak investasi.
Dia menceritakan, Presiden menjelaskan kepada S&P bahwa Indonesia akan terus mengejar pertumbuhan ekonomi, yakni pertumbuhan ekonomi yang seimbang, berkesinambungan, dan berkualitas. Presiden juga menjelaskan mengenai agenda reformasi ekonomi yang akan terus dilakukan.
"Reformasi ekonomi seperti perbaikan infrastruktur dan human capital, dijelaskan oleh Presiden dengan baik sekali," ucap dia.