REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -– Jumlah pendaki Gunung Slamet (3.438 mdpl) pada masa libur panjang pekan lalu, mengalami peningkatan tajam. Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Dinbudparpora) Purbalingga, Subeno, mengungkapkan selama libur empat hari sejak Kamis (5/5) hingga Ahad (8/5), jumlah pendaki tercatat mencapai 4.100 orang.
"Mereka tidak hanya berasal dari kota-kota di Jateng, Jabar, Jatim, Yogyakarta, dan Jakarta. Namun juga ada sejumlah wisatawan asing yang ikut mendaki. Antara lain berasal dari India sebanyak 2 orang, Rumania 1 orang dan Australia 3 orang," jelasnya, Selasa (10/5).
Menurutnya, jumlah pendaki selama masa libur panjang tersebut, mengalami peningkatan 10 kali lipat dari hari biasa. Bahkan jumlah pendaki ini melebihi pada saat pendakian saat HUT kemerdekaan RI dan pada pergantian tahun. "Dengan jumlah pendaki yang naik drastis ini, menandakan bahwa wisata minat khusus pendakian ke Gunung Slamet sudah makin diminati," katanya.
Dengan peningkatan jumlah pendaki, Subeno mengatakan, pendapatan yang diperoleh Pemkab dari retribusi tiket juga tergolong cukup tinggi mencapai Rp 14 juta. "Tiket pendakian ke Gunung Slamet terbilang paling murah, setiap pendaki dikenai tiket Rp 5.000. Dari harga tiket tersebut, Rp 4.000 masuk kas daerah, dan sisanya Rp 1.000 masuk kas Tim SAR," jelasnya.
Berdasarkan data yang tercatat di pos Bambangan, untuk pendaki lokal, antara lain tercatat dari Jakarta, Yogyakarta, Bandung, Tasikmalaya, Semarang, Madiun, Surabaya dan sejumlah kota lainnya di Jateng, Jatim dan Jabar. Untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, Subeno menyatakan, semua pendaki memang harus mencatatkan data diri di pos Bambangan.
"Setiap ketua kelompok juga kami wajibkan meninggalkan identitas berupa KTP atau SIM serta nomor kontak," kata Subeno.