REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- International Summit Of The Moderate Islamic Leader (ISOMIL) di JCC, Senayan Jakarta memasuki hari kedua. Terorisme dalam hal ini ISIS menjadi pembahasan.
Ahli ISIS asal Austria, Nico Prucha mengaku telah mengamati propaganda yang dilancarkan ISIS. Propaganda yang diamati seperti melalui video yang disebarluaskan.
"ISIS mampu berkomunikasi dengan baik dan mereka bisa menyebarluaskan informasi melalui internet," ujar Nico, dalam pemaparannya pada acara ISOMIL, di JCC, Senayan, Jakarta, Selasa (10/5).
Ia menjelaskan, mereka menyebarkan propagandanya menggunakan video melalui bahasa Arab. Namun, mereka berusaha mentransfer ke bahasa lain.
Setiap tindakan yang dilakukan, ISIS selalu menyampaikan dasar perbuatannya. Mereka sambil mengutip kitab suci dan fatwa ulama.
Sayangnya, kata dia, mereka salah menafsirkan ayat yang ada di kitab suci. Kemudian, Ia menilai ISIS juga pandai mengolah informasi yang akan disebarluaskan.
Penyebarluasan video aksi mereka, lanjutnya, bertujuan sebagai pesan cara mereka melakukan tindakan. Mereka ingin menunjukkan Islam menurut pengertiannya.
"Padahal sama sekali tidak," kata Nico.
Menurut Nico, yang lebih berbahaya video yang diunggah ISIS banyak ditonton masyarakat Eropa. Hal tersebut yang membuat pandangan warga Eropa tentang Islam seperti yang dilihat di video.