REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan bahwa permukiman warga di Luar Batang, Jakarta Utara, dan sekitarnya baru muncul pada tahun 1980-an. Kesimpulan itu diperolehnya seusai pertemuan dengan Guru Besar Arkeologi Universitas Indonesia Mundarjito, Senin (9/5).
Pria yang akrab disapa Ahok tersebut memastikan warga di pemukiman tersebut tak masuk dalam sejarah panjang kawasan Luar Batang. Ia yakin, pada era pemerintah kolonial Belanda, wilayah Luar Batang sempat dijadikan gudang penyimpanan. Dengan asumsi adanya gudang, ia merasa Belanda tak mungkin mengizinkan ada warga bermukim di kawasan itu.
"Bagaimana bisa kamu mengklaim nenek moyangmu di situ? Saya tanya, kalau zaman Belanda ada gudang VOC, dia (VOC) kasih, enggak, kamu bikin rumah di atas gudangnya? Logika saja," katanya kepada wartawan, di Balai Kota, Selasa (10/5).
Ahok pun turut menanggapi keberadaan Pasar Heksagonal di Pasar Ikan dan Akuarium, di lokasi yang kini dikenal sebagai Kampung Akuarium. Ia menilai Akuarium di lokasi tersebut dibangun Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada tahun 1960-an. Tetapi, pada tahun 1980-an terjadi pembongkaran atas bangunan tersebut. Setelah adanya pembongkaran itu, kata Ahok, warga mulai mendiami kawasan tersebut.
"Sampai 80-an itu baru pindah. Berarti mereka menduduki itu tahun berapa? Di atas 1980-an. Saya punya bukti. Saya sudah kerja sama dengan arkeolog dan kita mau lakukan restorasi," jelasnya.