REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA] Peluang memenangkan kursi ketua umum Partai Golkar di Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) di Bali pada 15-17 Mei 2106 masih ditentukan kekuatan figur Aburizal Bakrie (ARB) yang kini menjabat Ketua Umum DPP Golkar.
Pandangan ini disampaikan pengamat politik Indo Barometer M Qodari. Menurut Qodari, kemenangan calon di munaslub nanti akan ditentukan penguasaannya atas tiga hal. Pertama, yang menjadi poin utama yakni dukungan ARB. Hingga saat ini ARB dinilai masih memiliki pengaruh kuat terhadap pemilik suara di munaslub.
"Saya melihat variabel pertama adalah dukungan ARB sebagai ketua umum sekarang. Bagaimanapun, disadari atau tidak, semua DPD atau pemegang hak suara masih loyal terhadapanya.
Kedua, arah dukungan pemerintah. Menurut Qodari, preferensi pemerintah sedikit banyak akan memberi pengaruh terhadap pemenangan. Karena siapa figur calon ketua umum yang dinilai diterima dan kurang diterima, akan berdampak pada suara pengurus di daerah.
"Tentu aspek ini ( dukungan pemerintah) sulit dikonfirmasi. Makanya terjadi proses klaim mengklaim. Nanti tinggal pengurus daerah saja yang harus pintar membaca sinyal, calon mana yang lebih diterima oleh pemerintah," ujarnya.
Faktor ketiga, kata Qodari, adalah kekuatan dari calon sendiri. Menurutnya, kader yang lebih senior dan berpengalaman serta memiliki komunikasi yang baik dengan pengurus daerah memiliki peluang lebih besar.
Berdasar pada AD/ART Partai Golkar, di mana untuk menjadi ketua umum minimal mendapat dukungan 30% suara, Qodari memprediksi dari delapan orang calon akan keluar dua atau tiga orang dengan suara terbanyak.
Setya Novanto, Ade Komarudin, dan Aziz Syamsuddin dinilai tiga calon yang memiliki kans kuat untuk menempati posisi tiga teratas tersebut.
Alasan menempatkan ketiganya sebagai kandidat terkuat karena dukungan yang diperolehnya hasil kombinasi tiga variabel yang menjadi syarat kemenangan.
"Pada hari ini yang saya amati Setya Novanto, Ade Komarudin, dan Aziz Syamsuddin. Intinya sih tiga elemen tersebut mereka miliki, tentu dengan kadar mereka masing-masing. Ada salah satu calon dengan variabel pertama dia kuat sekali, ada calon yang kuat sekali dengan variabel ketiga, dan seterusnya," ungkapnya.