REPUBLIKA.CO.ID, DELI SERDANG -- Aksi mogok ratusan pilot maskapai Lion Air ikut berimbas pada penerbangan di Bandara Kualanamu, Deli Serdang, Sumatra Utara. Empat penerbangan menuju Aceh, Padang, Bandung, dan Pekanbaru terpaksa tertunda akibat aksi ini.
Terkait hal ini, Plh Manager Humas dan Protokoler Bandara Kualanamu Wisnu Budi Setianto mengatakan, Angkasa Pura II dan Otoritas Bandara telah membantu memediasi penumpang Lion Air. Hal ini, kata dia, untuk mengantisipasi keributan di bandara akibat ketidakpuasan terhadap pelayanan maskapai tersebut.
"Angkasa Pura II dan Otoritas Bandara ikut memediasi penumpang. Jadi ada beberapa yang dialihkan ke pesawat lain," kata Wisnu kepada Republika.co.id, Selasa (10/5).
Wisnu mengatakan, untuk pesawat Lion Air JT231 tujuan Padang, JT913 tujuan Bandung dan JT196 tujuan Banda Aceh telah kembali terbang siang tadi setelah ditunda sejak pagi. Namun, untuk pesawat Lion Air JT 140 tujuan Pekanbaru masih ditunda hingga saat ini.
"Pesawat Lion Air tujuan Pekanbaru dari jadwal seharusnya 12.50 WIB ditunda menjadi 18.00 WIB," ujar Wisnu.
Wisnu menjelaskan, sesuai ketentuan Permenhub Nomor 89 Tahun 2015, Lion Air harus memberikan kompensasi kepada penumpang yang mengalami penundaan penerbangan. Hal ini pun, lanjutnya, telah dipenuhi oleh pihak Lion Air.
"Karena tertunda lebih dari empat jam, sesuai peraturan itu, Lion Air telah memberi kompensasi berupa uang Rp 300.000 per penumpang," kata dia.
Sejumlah calon penumpang yang mengetahui aksi mogok tersebut pun memilih beralih ke moda tranportasi darat, khususnya tujuan Padang dan Banda Aceh. Amsal Chaniago mengatakan, salah satu anggota keluarganya yang merupakan calon penumpang Lion Air tujuan Padang terpaksa beralih menggunakan bus.
"Dia terpaksa pakai bus eksekutif yang paling cepat karena buru-buru. Kalo nunggu delay kan lama lagi, nggak jelas," kata Amsal.