Rabu 11 May 2016 14:02 WIB

Pria Berpisau Tikam Empat Orang di Stasiun Munchen

Belasan orang cedera karena ditikam di satu perguruan tinggi di Negara Bagian Texas, Amerika Serikat. (ilustrasi)
Foto: www.mashable.com
Belasan orang cedera karena ditikam di satu perguruan tinggi di Negara Bagian Texas, Amerika Serikat. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MUNCHEN -- Seorang pria menikam empat orang di stasiun kereta api di dekat Munchen pada Selasa pagi (10/5). Serangan itu menewaskan satu orang dan melukai tiga lagi dalam serangan yang politisi senior katakan tidak memperlihatkan alasan politik.

Polisi sebelumnya mengatakan memeriksa keterangan saksi pria berusia 27 tahun dan satu-satunya tersangka. Menteri Dalam Negeri Bavaria Joachim Herrmann mengatakan tidak menerima tanda orang itu berlatar belakang pendatang dan kepada wartawan mengatakan, "Sejauh ini, tidak ada temuan berkaitan dengan keamanan negara."

Dia mengatakan pria itu muncul di tempat lain di Jerman beberapa hari lalu, diduga menggunakan narkotika dan menunjukkan perilaku menampakkan kemungkinan gangguan jiwa.

Radio Bayern menyatakan ia menggunakan pisau berbilah 10 cm dalam serangan tampak acak itu, yang berlangsung sekitar pukul 05.00 (10.00 WIB) di Grafing, kota pelaju sekitar 32 kilometer tenggara ibu kota Bavaria di Jerman selatan itu.

Satu korban, berusia 50 tahun, meninggal di rumah sakit tak lama setelah serangan itu. Polisi menyatakan tiga orang lain berusia 43 hingga 58 tahun luka-luka, dengan radio Bavaria menyatakan satu orang terluka parah.

Jerman, yang mendukung perang terhadap ISIS belum mengalami serangan besar oleh pegaris keras itu seperti yang mereka lakukan terhadap tetangganya, Prancis dan Belgia. Tapi, dengan sekitar 260 dari lebih dari 800 pegaris keras dalam negeri, yang bergabung dengan kelompok keras di Suriah dan Irak serta sudah kembali ke Jerman, menteri memperingatkan serangan mungkin terjadi dan petugas keamanan bersiaga.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement