REPUBLIKA.CO.ID, NORTHERN TERRITORY -- Pemabuk bermasalah di Northern Territory (NT) untuk pertama kalinya akan diwajibkan menggunakan gelang elektronik. Kebijakan ini merupakan bagian dari sistem pengawasan senilai jutaan dollar yang dilakukan Menteri Pemasyarakatan NT.
Menteri Pemasyarakatan John Elferink mengatakan anggaran sebesar 4,2 juta dolar AS akan digunakan selama dua tahun mendatang untuk melacak orang-orang yang sedang dalam pembebasan bersyarat atau jaminan dengan menggunakan tiga jenis gelang elektronik berbeda, termasuk alat yang disebut Alat Pengawas Alkohol Jarak Jauh Berkelanjutan atau Secure Continuous Remote Alcohol Monitoring (SCRAM).
Elferink menambahkan gelang elektronik ini sudah berhasil diuji coba di NT dan akan mulai diberlakukan akhir tahun ini.SCRAM berfungsi membaca kadar alkohol dalam darah seseorang setiap 30 detik dan informasinya dapat diunduh secara teratur untuk menentukan apakan seseorang telah mengonsumsi minuman keras atau tidak.
Jika hubungan dengan kulit pengguna hilang, alat ini akan mengirim sinyal peringatan kepada pihak berwenang.
"Pengadilan yang akan menentukan apakah seseorang yang menjadi subjek Perintah Perlindungan Alkohol akan diajukan ke meja hijau atau tidak, jika tidak maka pengadilan akan menggunakan sistem ini begitu juga pada mereka yang sedang dalam masa percobaan,” katanya.
Juru bicara Menteri Pemasyarakatan mengatakan teknologi ini sudah digunakan di Victoria. Selain digunakan untuk gelang elektronik, Elferink mengatakan instansinya juga akan menggunakan anggarannya untuk memperluas penggunaan dua alat lain yang sudah digunakan.
Alat bernama Solo, yang berbasis teknologi GPS dan alat Pelacak Identitas Pribadi (PID), yang menggunakan frekuensi radio juga akan diperluas penggunaannya."Ini artinya pengadilan memiliki sejumlah sistem yang bisa mereka andalkan dalam mengawasi orang-orang di komunitas mereka,” kata Elferink.
"Baru-baru ini kita mengubah UU Pengadilan Anak yang memungkinkan pengadilan juga memerintahkan pengggunaan gelang elektronik pada tersangka pelaku remaja sehingga kita bisa melacak pelaku yang sering tertangkap yang kerap memicu masalah di masyarakat,” ujarnya
Wakil ketua oposisi, Leader Lynne Walker mengatakan Partai buruh mendukung penggunaan gelang elektronik ini, termasuk pada anak-anak remaja, namun oposisi mengkritik kurang detailnya penerapan SCRAM.
Elferink mengatakan penggunaan gelang SCRAM memakan biaya antara 15–20 dolar AS per hari, sedangkan dua alat lainnya hanya memakan biaya kurang dari lima dolar per hari. Dan jumlah tersebut jauh lebih murah ketimbang biaya memelihara para tersangka di dalam tahanan. Dia menambahkan saat ini ada lebih dari 108 pelaku pelanggaran terkait alkohol di masyarakat yang sudah diikutkan dengan alat pengawasan elektronik dan lebih dari 90 orang diantaranya bekerja di kamp-kamp kerja sosial.
sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/2016-05-10/pemabuk-di-nt-akan-dipasangi-gelang-elektronik-pemantau-kadar-alkohol/1578984
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement