Rabu 11 May 2016 16:32 WIB

Komite Etik Munaslub Dinilai Berpihak

Rep: Agus Raharjo/ Red: Angga Indrawan
Politisi Golkar, Firman Subagyo
Foto: Golkar
Politisi Golkar, Firman Subagyo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komite Etik Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar akan menggelar sidang etik untuk bakal calon ketua umum, Ade Komaruddin, Kamis (12/5). Komite etik akan menyidangkan perkara dugaan interaksi jahat yang diduga dilakukan Ade Komaruddin dengan salah satu DPD I Golkar.

Namun, apa yang dilakukan Komite Etik dinilai sebagai sebuah tindakan mencari-cari kesalahan salah satu pihak yang maju menjadi bakal caketum Golkar. Politikus Partai Golkar, Firman Subagyo memertanyakan apakah pertemuan tim sukses maupun bakal caketum dengan DPD I secara tidak sengaja juga disebut melanggar kode etik.

Komite Etik harus menjelaskan pertemuan seperti apa yang masuk dalam kategori pelanggaran etik oleh bakal caketum maupun timses dengan pemilik suara. Yang terjadi justru, Komite Etik terlihat berpihak pada salah satu bakal caketum. “Iya jelas (berpihak), ini kan nampak,” tegas Firman pada wartawan, Rabu (11/5).

Sekretaris Jenderal Sentra Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (Soksi) ini menegaskan, apa yang dilakukan Komite Etik terkait tuduhan pada interaksi jahat Ade Komaruddin terkesan mengada-ada. Sebab, sebelumnya ada juga pertemuan salah satu bakal caketum dengan DPD seluruh Indonesia yang dibungkus dalam turnamen golf tapi didiamkan oleh Komite Etik. Menurut Firman, seharusnya Komite Etik mengedepankan kejujuran dalam bertindak.

Firman menambahkan, Munaslub Golkar ini bertujuan untuk rekonsiliasi seluruh kader partai beringin. Jadi, pelaksanaannya jangan dibuat gaduh dengan aturan yang tidak diatur dalam AD/ART. Seluruh bakal caketum harus siap menang dan kalah di Munaslub. Jangan seperti ketakutan dan akhirnya menggunakan instrumen di dalam yang sifatnya transaksional.

“Oleh karena itu bersikaplah, netralitas dikedepankan, kearifan, kalau seandainya orang lagi dimana lalu bertemu seseorang secara tiba-tiba kenapa harus dikenakan sanksi,” tegas Firman.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement