REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) berharap pembentukan holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor minyak dan gas bumi bisa menghindarkan adanya kompetisi internal yang dinilai tak perlu. Alasannya, holding nantinya akan membuat sejumlah BUMN termasuk Pertamina Gas (Pertagas), PGN, serta termasuk Saka Energy di bawah PGN bakal menjadi anak usaha Pertamina.
Direktur Utama PGN Hendi Prio Santoso menilai, pembentukan holding haruslah bisa mendorong pembangunan infraktruktur energi di masa depan.
"Kita akan lihat, tapi tentunya menghindari duplikasi dan internal kompetisi yang tidak perlu, dan mudah-mudahan mempercepat infrastruktur gas nasional di masa depan," ujar Hendi saat ditemui di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (11/5).
Namun, Hendi menolak menjelaskan lebih jauh mengenai bagaimana pembentukan holding ini akan berimbas pada operasional dan rencana pengembangan perusahaan ke depan. Ia menyebutkan, pekan ini akan ada koordinasi internal dengan pemerintah serta dilanjutkan dengan pembahasan dengan para pemegang saham publik.
"Masih banyak yang harus dibicarakan," katanya.
Pembicaraan dengan pemegang saham publik memang harus dilakukan mengingat saat ini 57,3 persen saham dimiliki oleh negara sedangkan sisanya masih dimiliki publik.
Baca juga: PGN Bahas Holding BUMN Migas dengan Pemegang Saham