REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta, memprediksi cuaca ekstrem akan terjadi hingga akhir bulan ini di wilayah Yogyakarta. Cuaca tersebut berupa hujan deras disertai angin kencang, petir, dan kilat.
Koordinator Stasiun Klimatologi dan Radar Cuaca BMKG Yogyakarta Joko Budiyono menuturkan, kondisi tersebut dikarenakan Indonesia Madden Julian Oscilation (MJO) sedang dalam kondisi aktif di fase ketiga. Saat ini wilayah Indonesia sedang memasuki fase 3 sampai 5. "Untuk fase 3 terjadi Indonesia bagian barat," katanya, Rabu (11/5).
Sedangkan fase 4 sampai 5 terjadi di Indonesia bagian timur. Sehingga kedua suhu muka laut di sisi selatan laut selatan Pulau Jawa masih cenderung hangat. Kondisi ini menyebabkan penguapan, kemudian menimbulkan awan dan turun hujan. Selain itu, sekarang Yogyakarta masih dalam masa pancaroba.
"Dari musim hujan ke kemarau, hujan dengan intensitas tinggi dimungkinkan akan sering muncul di sore hingga malam hari. Setidaknya dalam dua pekan kedepan hingga akhir bulan," kata Joko.
Menurutnya, Yogyakarta bagian utara merupakan daerah yang paling berpotensi terjadi hujan deras. Mengingat pembentukkan awan lebih sering terjadi di daerah dataran tinggi. Terkait hal ini, Joko mengingatkan, agar masyarakat menghindari area lapang saat terjadi hujan.
Jika pun terpaksa berteduh, ia menyarankan agar jangan berlindung di bawah pohon. Pasalnya pohon sangat berpotensi tersambar petir dan menghantarkan listrik. "Termasuk saat berkendara. Karena bahan kendaraan terbuat dari besi, kan bisa menghantar listrik juga. Sebaiknya kalau hujan berteduh dulu di tempat yang aman,” papar Joko.
Di Kabupaten Sleman sendiri hujan deras disertai angin kencang kerap terjadi dalam satu pekan ini. Akibatnya beberapa rumah dan fasilitas umum rusak karena tertimpa pohon.
Berdasarkan data BPBD Sleman, hari ini, atap rumah milik warga Dusun Jograngan RT 3 RW 4 Sendangarum Minggir rubuh tertimpa pohon kelapa. Namun beruntung tidak ada korban jiwa karena kerusakan tersebut.