Rabu 11 May 2016 17:17 WIB

Diam-Diam Gelar Pertemuan, Akom Terancam Disidang Komite Etik Golkar

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Esthi Maharani
Calon Ketua Umum Golkar nomor urut 1 Ade Komarudin (kiri) berbincang dengan calon Ketua Umum Golkar nomor urut 8 Syahrul Yasin Limpo (kanan) sebelum menyampaikan visi misi pada kampanye calon ketua umum Golkar zona II di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (11/5).
Foto: Antara/Zabur Karuru
Calon Ketua Umum Golkar nomor urut 1 Ade Komarudin (kiri) berbincang dengan calon Ketua Umum Golkar nomor urut 8 Syahrul Yasin Limpo (kanan) sebelum menyampaikan visi misi pada kampanye calon ketua umum Golkar zona II di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (11/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komite Etik Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Golkar Fadel Muhammad, membenarkan calon ketua umum yang tertangkap tangan di salah satu hotel di Jakarta, Selasa (10/5) berinisial AK atau Ade Komaruddin. Ia ketahuan sedang mengumpulkan ketua DPD I Kalimantan Barat.

‎''Ia benar itu,'' kata Fadel, saat dihubungi, Rabu (11/5).

Dijelaskannya, ketika ada kabar pengumpulan kader, ia langsung menugaskan 40 orang untuk mengikuti pergerakan calon tersebut kemana-mana. Tak lama kemudian ada laporan pertemuan diam0-diam di hotel.

''Saya kirim orang ke sana. Si Butar Butar yang tangkap,'' katanya.

Akom disebut Fadel, datang langsung ke lokasi pertemuan itu. Bahkan, ia mengaku memiliki bukti foto yang didapat oleh Si Butar-Butar dan Lawrence Siburian.

''Kita akan sidangkan hari Kamis.  Sanksinya bisa macam macam. Kalau tak terbukti tidak apa-apa. Kalau cuma ketemu juga tidak apa-apa. Transaksi yang gak boleh,'' ucapnya.

Sementara itu, timses Ade Komarudin Bambang Soesatyo (Bamsoet) membantah Komite Etik memergoki Akom bertemu dengan DPD I Kalbar. Bamsoet juga membantah ada suap yang diberikan kepada DPD I tersebut.

''Tidak benar. Tidak ada suap dan tidak ada pertemuan. Saya jamin itu,'' terang dia.

Oleh karena itu, lanjut Bamsoet, tim hukum Akom akan mengambil langkah hukum atas fitnah suap tanpa bukti tersebut.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement