Rabu 11 May 2016 20:33 WIB

Ponaryo Tanggapi Pencabutan SK Pembekuan PSSI

Ponaryo Astaman
Foto: Liga Indonesia
Ponaryo Astaman

REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA  --  Kapten tim Pusamania Borneo FC Ponaryo Astaman mengaku lega dengan telah dicabutnya pembekuan organisasi sepak bola nasional PSSI oleh Menpora Imam Nahrawi pada Selasa (10/5).

"Mungkin ini adalah jalan keluar terkait kisruh sepak bola nasional karena secara organisasi PSSI akan aktif kembali. Hendaknya momentum ini menjadi akselerasi perbaikan kemajuan sepak bola Indonesia," kata Ponaryo di Samarinda, Rabu (11/5).

Menurut pemain yang beberapa kali membela timnas Indonesia itu, pencabutan SK Nomor 01307 perihal pembekuan PSSI tersebut hendaknya diapresiasi positif oleh semua pihak, terutama pelaku sepak bola, untuk pembenahan sepak bola nasional.

Ponaryo menjelaskan dampak positif pencabutan pembekuan PSSI pasti akan dirasakan oleh para pelaku sepak bola, khususnya pemain dan pelatih.

Sebab, lanjut pemain yang berposisi sebagai gelandang itu, kompetisi sepak bola nasional yang sempat terkatung-katung akan memunculkan harapan digulirkan lagi dengan regulasi dan kontrak yang lebih profesional.

Baca juga: SK Pembekuan PSSI Dicabut, Ini Respons FIFA

Baca juga: PSSI Tanggapi Dingin Pencabutan SK Pembekuan

Selain itu, lanjut Ponaryo, pencabutan pembekuan juga akan membuka kembali terbentuknya timnas sepak bola, sehingga para pemain yang saat ini berkiprah di ajang Indonesia Soccer Championship 2016 punya target bermain bagus agar bisa masuk timnas.

"Saya yakin sesama pemain punya pandangan sama terkait sepak bola kita ini. Tentunya semua berharap ada perbaikan dalam hal apapun terkait sepak bola nasional, mulai prestasi dan juga berbagai hal yang melatarbelakanginya," kata mantan penggawa beberap tim besar seperti Sriwijaya FC itu.

Disinggung rencana Menpora Imam Nahrawi yang akan mendatangkan pelatih berkualitas seperti Jose Morinho, pria yang akrab disapa popon itu enggan mengomentarinya.

Ia mengatakan poin paling penting dalam perubahan sepak bola nasional bukan semata karena pelatih, namun banyak hal harus dibenahi, mulai dari organisasi, kompetisi, dan pembinaan atlet usia dini.

"Siapapun pelatihnya, menurut saya kalau tidak ada pembenahan serius di sepak bola nasional ini, maka hasilnya akan sia-sia belaka," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement