Rabu 11 May 2016 22:17 WIB

Sebagian Tubuh Gajah Yani Lecet-Lecet

Kondisi Yani, gajah Lampung di Kebun Binatang milik Yayasan Margasatwa Tamansari Bandung itu kian memburuk setiap harinya dan hanya ditutupi kain terpal, Rabu (11/5).  (Foto : Dede Lukman Hakim)
Foto: Republika/Dede Lukman Hakim
Kondisi Yani, gajah Lampung di Kebun Binatang milik Yayasan Margasatwa Tamansari Bandung itu kian memburuk setiap harinya dan hanya ditutupi kain terpal, Rabu (11/5). (Foto : Dede Lukman Hakim)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat Sylvana Ratina menuturkan sebagian sisi tubuh Gajah Yani salah satu satwa di Kebun Binatang Bandung yang mati mengalami luka lecet.

"Dari penuturan tim dokter gabungan tadi, gajahnya luka-luka (lecet) karena dia kan berbaring sekitar seminggu di sana dan tadi sore sempat dibalikkan," kata Sylvana, Rabu (11/5).

Ia menuturkan penanganan medis yang dilakukan oleh tim dokter gabungan untuk Gajah Yani berupa pembersihan luka-luka, cek darah dan pengambilan darah. Bangkai Gajah Sumatera tersebut, kata dia, memungkinkan bisa menjadi sarana edukasi bagi perguruan tinggi dan lembaga konservasi yang tertarik melakukan penelitian terhadap gajah.

Menurut dia saat ini kondisi bangkai Gajah Yani sudah diawetkan menggunakan es agar kondisinya tidak rusak saat diautopsi oleh tim dokter gabungan. Ketika ditanyakan apa penyebab kematian Gajah Yani, pihaknya belum mengetahuinya karena proses autopsi baru akan dilakukan Kamis (12/5) pagi.

(Baca juga: Kebun Binatang Bandung Ditutup Saat Autopsi Gajah Yani)

Sebelumnya seekor Gajah Sumetara bernama Yani, yang menjadi salah satu satwa penghuni Kebun Binatang Bandung dinyatakan mati setelah kondisi sempat kritis. Gajah berusia 34 tahun itu lumpuh, terbaring di jerami serta terlindung terpal berwarna biru, dinyatakan mati pada Rabu sekitar pukul 18.00 WIB di Kebun Binatang Bandung.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement