REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Utusan Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Irak Jan Kubis dengan keras mengutuk serangan bom mobil yang terjadi pada Rabu (11/5) di satu pasar padat pengunjung di Kota Sadr di Ibu Kota Irak, Baghdad.
Kubis mendesak pemerintah agar berbuat sekuat mungkin untuk segera meneyret para pelaku pemboman ke pengadilan, kata Juru Bicara PBB Stephane Dujarric dalam taklimat harian di Markas Besar PBB, New York.
Serangan tersebut, yang dilaporkan menewaskan tak kurang dari 64 orang dan melukai 87 orang lagi, terjadi setelah satu bom mobil diledakkan di dekat satu restoran di Baquba pada 9 Mei, yang juga merenggut banyak korban jiwa.
IS, kelompok gerilyawan garis keras yang juga dikenal dengan nama ISIS atau ISIL, mengaku bertanggung-jawab atas serangan tersebut, demikian pesan yang akun Twitter buat Amaq, media yang memiliki kaitan dengan kelompok garis keras itu.
"Ini adalah serangan teror pengecut terhadap warga sipil yang tak melakukan apa-apa selain menjalani kehidupan harian normal mereka," kata Kubis di dalam siaran pers yang disiarkan pada Rabu pagi oleh Misi Bantuan PBB buat Irak (UNAMI), sebagaimana diberitakan Xinhua.
Serangan kekerasan teror semacam itu bertentangan dengan semua prinsip kesusilaan dan kemanusiaan, dan perbuatan semacam itu harus dikutuk dengan keras.
Kubis menyampaikan belasungkawanya kepada keluarga orang yang kehilangan nyawa mereka dan mendoakan korban cedera agar cepat sembuh.
Irak saat ini menyaksikan gelombang kerusuhan sejak kelompok IS merebut banyak wilayah utara dan barat negeri tersebut pada Juni 2014.
Sebelumnya, satu laporan yang dikeluarkan oleh UNAMI memperkirakan bahwa 741 orang Irak tewas dan 1.374 orang lagi cedera dalam aksi teror, kekerasan dan konflik bersenjata pada April di seluruh Irak.