REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Dinas Pendidikan Provinsi NTB mengakui angka buta aksara di 10 kabupaten/kota masih tinggi, hingga 2014 sebanyak 315.258 orang. Dengan persentase buta aksara terbanyak berada di Kabupaten Lombok Timur dan Lombok Tengah.
"Angka buta aksara tinggi hingga 2014 sebanyak 315.258 orang relatif masih tinggi. Meski jika dibandingkan tahun 2008, buta aksara sekarang menurun," ujar Kepala Dikpora NTB, Rosiady Sayuti kepada wartawan, Kamis (12/5).
Menurutnya, buta aksara yang masih tinggi pada 2008 membuat pemerintah daerah dan pusat melaksanakan program angka buta aksara nol (Absano). Sehingga, angka buta aksara pada 2008 yang mencapai 15 persen lebih bisa ditekan hingga 10,62 persen di 2014.
"Makanya kita buat program angka buta aksara nol berhasil kepada mereka yang berusia produktif. Meski sekarang masih tinggi," katanya.
Ia menuturkan, saat ini keaksaraan bukan menjadi prioritas di tingkat nasional dan daerah dikarenakan sudah dianggap selesai.
Saat ini, program yang tengah dijalankan adalah keaksaraan fungsional mandiri yang digabungkan dengan buta aksara dan kewirausahaan berbasis kelompok.
"Kegiatan ini sudah sejak 2013 melibatkan PKBM," katanya.
Rosiady menambahkan kondisi buta aksara yang masih tinggi di NTB disebabkan perkembangan pendidikan yang relatif masih baru dibandingkan dengan provinsi lainnya.