Kamis 12 May 2016 20:01 WIB

Rektor Usakti: Reformasi Belum Selesai

Peringatan 12 Mei 1998. Mahasiswa Universitas Trisakti melakukan tabur bunga di Monumen Tragedi 12 Mei memperingati Tragedi 12 Mei 1998 di Kampus Universitas Trisakti, Jakarta, Kamis (12/5). (Republika/Wihdan Hidayat)
Foto: Republika/ Wihdan
Peringatan 12 Mei 1998. Mahasiswa Universitas Trisakti melakukan tabur bunga di Monumen Tragedi 12 Mei memperingati Tragedi 12 Mei 1998 di Kampus Universitas Trisakti, Jakarta, Kamis (12/5). (Republika/Wihdan Hidayat)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tepat 18 Tahun yang lalu pada 12 Mei 1998 merupakan sejarah yang berharga bagi bangsa Indonesia. Kampus Reformasi, yakni Universitas Trisakti memperingati hal tersebut dengan upacara  bendera setengah tiang dan tabur bunga dalam rangka mengenang  empat pahlawan mahasiswa yang gugur memperjuangkan reformasi yakni Elang Mulia Lesmana, Heri Hertanto, Hafidin Royan dan Hendriawan Sie.

Rektor Usakti, Thoby Mutis dalam pidatonya mengungkapkan peringatan ini merupakan momentum untuk mengenang jasa para mahasiswa yang gugur kala itu agar mahasiswa saat ini dapat terinspirasi Tragedi Usakti.  

“Tragedi 18 tahun yang lalu di Usakti merupakan panggilan bangsa yang berjuang demi bangsa yang lebih baik, Reformasi belum selesai, Reformasi akan berjalan terus dan pada saaat peringatan ke-18 tahun ini kami masih berapi-api,”  kata Thoby di Universitas Trisakti, Kamis (12/5).

Tokoh masyarakat Adhyaksa Dault yang juga merupakan Alumni Usakti dan ketua Senat Mahasiswa Fakultas Hukum angkatan 1987 menjelaskan apa yang dilakukan para pejuang reformasi merupakan Tonggak sejarah perubahan bangsa. “Perjuangan mereka merupakan tonggak sejarah lahirnya bangsa yang transparan dan semua ini di awali dari Usakti,” ujarnya.

“Salah satu hal yang konkret dari buah perjuangan 18 tahun yang lalu adalah adanya KPK sebuah lembaga yang ditakuti para koruptor,” terang Adhyaksa.

Ia juga mengungkapkan perjuangan Mahasiswa saat ini yang dapat dilakukan adalah sebagai pengkontrol fungsi Pemerintah. Dalam kesempatan yang sama Sekretaris Majelis Wali Amanah (MWA) Usakti, Advendi Simangunsong mengungkapkan bahwa Reformasi merupakan Simbol dari Usakti.

“Usakti merupakan salah satu penggerak Reformasi, dan Reformasi menjadi simbol dari Usakti. Saat ini indikasi berjalannya Reformasi sudah mulai terlihat seperti Presiden Jokowi dengan Revolusi Mentalnya,” kata Advendi. 

“Dengan semangat Reformasi, Usakti akan terus berkomitmen sebagai lembaga pendidikan yang terus meningkatkan pembangunan SDM. Usakti merupakan Universitas milik Bangsa, milik Negara yang hars dipertahankan dan dijaga oleh seluruh elemen masarakat,” tambahnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement