REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Tiga pengungsi korban bencana alam pergerakan tanah di Desa Sindangsari, Kecamatan Cisompet, Kabupaten Garut, Jawa Barat, meninggal dunia, diduga karena depresi hingga menyebabkan sakit.
"Ada tiga warga yang meninggal sejak kejadian bencana hingga warga diungsikan sejak Februari 2016," kata Penjabat Sementara Kepala Desa Sindangsari, Kecamatan Cisompet, Ayi Sulastini kepada wartawan, Kamis (12/5). Ia menuturkan korban yang meninggal itu sudah tinggal berhari-hari di tempat pengungsian yang disediakan pemerintah.
Mereka, kata Ayi, bukan meninggal karena bencana alam, tetapi diduga akibat depresi hingga akhirnya sakit karena terlalu lama tinggal di pengungsian. "Dugaan awalnya karena stres karena terlalu lama tinggal di pengungsian hingga akhirnya sakit," katanya.
Ia mengatakan ratusan warga korban pergerakan tanah mengungsi di lapangan terbuka yang dinyatakan aman dari bencana alam.
Mereka, lanjut dia, terpaksa mengungsi karena rumahnya berada dalam ancaman bahaya bencana alam. "Ada ratusan warga masih tinggal di pengungsian, sementara mereka ditempatkan di lapangan voli," katanya.
Kepala Pelaksana Badan Pananggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Dadi Dzakaria mengatakan jajarannya terus memperhatikan kondisi warga termasuk rencana merelokasi seluruh korban pergerakan tanah.
Pihaknya juga sudah menerjunkan petugas untuk meninjau setiap perkembangan kondisi pengungsi dan memberikan bantuan.
"Di pertengahan April kemarin juga kita sudah mengecek dan menyalurkan kebutuhan logistik yang kita miliki untuk memberikan bantuan kepada warga yang membutuhkan," katanya.