REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyatakan, hasil Indeks Integritas Ujian Nasional mengalami kenaikan. Kenaikan ini dianggap telah membuktikan sekolah mulai meninggalkan praktik kecurangan dalam UN.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan menerangkan, IIUN membuat sekolah berupaya meningkatkan nilai integritas di sekolahnya.
“IIUN tidak mengukut kejujuran sekolah tapi mendorong kejujuran untuk jujur dan berintegritas dalam UN,” kata Anies dalam keterangan persnya, Kamis (12/5). Seperti diketahui, nilai IIUN dijadikan komponen penting dalam UN selama dua tahun ini.
Peningkatan IIUN 2015 terlihat dari data meningkatnya sekolah yang meraih IIUN di atas 70 secara signifikan. Pada 2015 terdapat 35 persen sekolah memperoleh nilai IIUN di atas 70. Sementara tahun ini meningkat menjadi 615 sekolag.
Menurut Anies, IIUN juga telah mengoreksi nilai dari data-data sekolah yang menjalankan UN Berbasis Komputer (UNBK) 2016 yang sebelumnya melaksanaka UN Kertas dan Pensil (UNKP).
IIUN di sekolah ini sebelumnya rendah tapi setelah menjalani UNBK pada tahun ini, nilai UN-nya ternyata mengalami penurunan yang besar. Sementara sekolah-sekolah dengan IIUN tinggi pada 2015 yang kemudian menjalani UNBK pada tahun ini hanya turun sedikit. Hal ini berarti semakin rendah IIUN pada 2015, maka semakin besar penurunan nilai UN-nya pada UNBK 2016.
“Ini menunjukkan UNBK menunjukkan angka nilai UN senyatanya,” jelas Anies. Penurunan nilai UN justru menjadi salah satu indikator kenaikan integritas sekolah. Dengan demikian, siswa tidak lagi tergantung pada isu kuci jawaban atau mencontek. Mereka lebih terdorong untuk jujur dan mengukur kemampuan diri.