REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Anggota Komisi III DPR, M Nasir Djamil menyatakan mahasiswa harus berani mengkritisi tayangan pertelevisian Indonesia yang tidak bermanfaat.
"Generasi yang hidup di zaman informasi dan teknologi tidak mungkin menghindar dari munculnya informasi yang datang begitu cepat dari berbagai arah dan media," kata kader Partai Keadilan Sejahtera di sela-sela seminar nasional "Mengkritisi Tanyangan Pertelevisian Indonesia", di UIN Ar-Raniry, Darussalam, Banda Aceh, Kamis (12/5).
Ia menjelakan berbagai informasi yang masuk dari berbagai arah di era teknologi dan informasi tersebut harus tetap disaring sebagaimana yang diperintahkan dalam Alquran.
Politisi Partai Keadilan Sejahtera tersebut mengatakan, khusus untuk siaran televisi yang menyiarkan siaran lokal di Aceh sudah menjawab kebutuhan lokal dengan menjaga nilai-nilai kearifan lokal, adat istiadat masyarakat Aceh serta pelaksanaan syariat Islam, seperti menyiarkan azan pada waktu shalat.
"Saya melihat televisi baik itu swasta dan milik pemerintah yang bersiaran di Aceh sudah menerapkan nilai kearifan lokal dan nilai-nilai syariat," kata Anggota DPR asal Aceh itu.
Nasir mengingatkan agar mahasiswa khususnya jurusan komunikasi agar memiliki tanggungjawab mencerdaskan bangsa dengan tetap mengkritisi dan melakukan penelitian apakah siaran TV yang ada sekarang sudah mengarah kepada pembentukan intelektualitas sebagaimana yang diamanatkan dalam peraturan pemerintah dan Undang Undang Pers.
"Kita semua punya tanggungj awab, salah satunya untuk mengkritisi siaran-siaran yang tidak bermanfaat, Saya berharap agar mahasiswa juga mengawasi isi-isi siaran,” katanya.
Nasir mengatakan salah satu penelitian di Amerika Serikat menyebutkan bahwa tayangan yang bermutu akan mempengaruhi perilaku baik dan tayangan yang tidak bermutu akan mempengaruhi perilaku buruk.
"Disini juga butuh peran orang tua untuk mengawasi anak mereka saat menonton tv," katanya pada rangkaian kegiatan Musyawarah Kerja Wilayah Forum Komunikasi Nasional KPI Se-Sumatera di UIN AR-Raniry, Darussalam, Banda Aceh.