REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- RIYADH -- Muslim di Iran kemungkinan bisa kehilangan kesempatan haji tahun ini. Hal itu karena belum ada kesepahaman antara Arab Saudi dan Iran
Seperti dilansir Aljazirah, Kamis (12/5), sebuah delegasi dari Teheran menggelar pembicaraan selama empat hari dengan Saudi bulan lalu. Pembicaraan dilakukan bertuhttp://cms.republika.co.id/news/createjuan mencapai kesepakatan bagi jamaah Iran yang akan menunaikan haji pada Sepetember.
Kantor berita resmi Iran, IRNA, mengutip Menteri Bimbingan Islam dan Kebudayaan Ali Jannati menyalahkan Riyadh atas kebuntuan tersebut. "Kesepakatan belum diputuskan bersama dan ini sudah terlambat," kata Jannati, yang departemennya mengawasi pengaturan jamaah asal Iran.
Jannati mengatakan, Saudi tak menerima proposal mereka terkait keamanan, transportasi dan penerbitan visa bagi jamaah Iran. Pejabat kementerian kebudayaan Iran mengatakan, negaranya prihatin dengan keamanan jamaah Iran selama proses haji dan pembicaraan dengan Pemerintah Saudi akan terus berlanjut.
Kementerian haji Saudi mengatakan, Teheran telah menolak menandatangani perjanjian terkait pengaturan haji tahun ini. Menurut Menteri Haji dan Umrah Saudi Mohammed Bintin, Iran merupakan satu-satunya negara yang menolak menandatangani perjanjian haji. "Mereka bersikeras menuntut sejumlah tuntutan yang tak dapat diterima," katanya kepada televisi pemerintah.
Insiden haji tahun lalu menelan lebih dar 1.000i jamaan. Setidaknya 464 di antara korban berasal dari Iran. Mereka terinjak-injak di Mina, saat menjalani salah satu proses wajib dalam ibadah haji.
Hubungan Arab Saudi dan Iran semakin memanas sejak hubungan diplomatik keduanya terputus pascapenyerangan kantor kedubes Saudi idi Teheran.
Baca juga, Pemerintah Wajib Lindungi Hak Jamaah Umrah,