Jumat 13 May 2016 09:46 WIB

'Satgas Kijang' Layani Kesehatan di 18 Kabupaten Papua

Ilustrasi.
Foto: ANTARA/M Agung Rajasa
Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Dinas Kesehatan Papua menempatkan Satuan Tugas Pelayanan Kaki Telanjang (Satgas Kijang) dan Satuan Pelayanan (Satpel) Terapung untuk melaksanakan pelayanan kesehatan di 18 kabupaten yang ada di wilayah tersebut.

"Kalau tahun lalu Satgas Kijang dan Satpel Terapung dibuka di sembilan kabupaten, maka tahun ini ditambah menjadi 18 kabupaten," kata Kepala Bidang Sumber Daya Manusia (SDM) Dinas Kesehatan Papua, Lesman Tabuni di Jayapura, Jumat (13/5).

Ke-18 kabupaten terpilih itu ada di wilayah pegunungan dan lima kabupaten di daerah pesisir.

Satpel Terapung ada di Kabupaten Airu, Jayapura, Mumugu, Kabupaten Asmat, kemudian di Kabupaten Waropen, dan Kabupaten Nabire.

Untuk Kabupaten Waropen petugasnya ditempatkan di Puskesmas kemudian keliling atau jalan dari rumah ke rumah untuk melakukan pelayanan kesehatan

Hasil raport yang dilihat, kata dia, ada warna hijau, ada warna kuning, tetapi ada yang lebih dasyat lagi yaitu warna merah. "Warna merah itu sudah tidak baik/kurang baik dana pemerintah yaitu dana otonomi khusus 80 persen yang Gubernur Lukas Enembe sudah kasih tetapi juga shering dana dari kabupaten," ujarnya.

Bupati juga sudah mengalokasikan dana namun penyakit buruknya pelayanan kesehatan masih tetap, pelayanan kesehatan juga masih tidak efektif sehingga satgas kijang dan satpel terapung ini ditempatkan di daerah-daerah bermasalah

"Daerah-daerah bermasalah supaya tahun 2017 itu warna merah itu bisa naik ke warna kuning, lalu warna kuning naik ke warna hijau, supaya rata-rata semua pelayanan baik tingkat kabupaten maupun kota itu ya bisa melakukan pelayanan langsung kepada masyarakat," ujarnya.

Dengan demikian, masyarakat dapat merasakan bahwa pelayanan itu penting, lantaran masyarakat kadang-kadang juga di kampung-kampung yang pernah dikunjungi Dinas Kesehatan Papua, masyarakat belum tahu tentang apa itu penyakit, dan apa itu kesehatan.

"Bagian ini juga perlu diterjemahkan kepada masyarakat kita di kampung-kampung, dengan orang yang memiliki ilmu tentang kesehatan, supaya masyarakat kita juga bisa mengerti dengan bahasa Indonesia tidak menggunakan bahasa ilmiah atau bahasa medis yang tidak dimengerti," ujarnya.

Bahasa indonesia yang digunakan juga harus bahasa yang sederhana agar supaya dapat dimengerti oleh masyarakat. Satgas Kijang dan Satpel Terapung dilepas secara simbolis oleh Kepala Dinas Kesehatan Papua Aloysius Giyai di Kantor Dinas Kesehatan Papua, pada 18 April 2016 .

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّ اَرِنِيْ كَيْفَ تُحْيِ الْمَوْتٰىۗ قَالَ اَوَلَمْ تُؤْمِنْ ۗقَالَ بَلٰى وَلٰكِنْ لِّيَطْمَىِٕنَّ قَلْبِيْ ۗقَالَ فَخُذْ اَرْبَعَةً مِّنَ الطَّيْرِفَصُرْهُنَّ اِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلٰى كُلِّ جَبَلٍ مِّنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِيْنَكَ سَعْيًا ۗوَاعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌحَكِيْمٌ ࣖ
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Allah berfirman, “Belum percayakah engkau?” Dia (Ibrahim) menjawab, “Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap).” Dia (Allah) berfirman, “Kalau begitu ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.

(QS. Al-Baqarah ayat 260)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement