REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Dalam masa kampanye terakhir Zona III, di Nusa Dua, Bali, calon ketua umum Partai Golkar, Priyo Budi Santoso mengatakan, konflik berkepanjangan membuat partai berlambang pohon beringin itu menjadi partai kelas menengah.
Priyo mengatakan, selama 10 kali mengikuti pemilu, Golkar selalu berada di posisi teratas. Tujuh kali sebagai nomor satu, dan tiga kali nomor dua.
Yang menyedihkan, kata dia, partai besar ini, berdasarkan survei menyatakan kalau ada pemilu saat ini, elektabilitas partai melorot menjadi 9,8 persen. Padahal, pada zaman Orde Baru elektabilitas Golkar mencapai 76 persen. Dalam tiga pemilu terakhir, perolehan kursi di parlemen melorot dari 128 kursi menjadi 108 kursi, dan sekarang hanya 91 kursi.
"Selain tren penurunan, akibat konflik, partai gajah sehebat Golkar melorot tajam menjadi partai kelas menengah," kata Priyo, dalam kampanyenya, di Nusa Dua Convention Center, di Nusa Dua, Bali, Jumat (13/5).
Karena itu, lanjut Priyo, Munaslub Golkar ini menjadi momentum langka dan bisa dimanfaatkan dalam merajut persatuan partai. Priyo juga berjanji, jika terpilih akan menyatukan Golkar kembali.
"Munaslub di depan mata merupakan munas yang bersejarah. Jadi taruhan kita. Karena Munaslub kita selenggarakan di saat partai kita dalam posisi yang tidak move on dalam suasana politik yang tidak berubah-ubah," ujar dia.